Total jumlah investor per bulan November 2019 di Soloraya sudah mencapai 32.825 investor,

Solo (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta terus menambah jumlah investor dari kalangan mahasiswa dengan membuka galeri investasi di sejumlah kampus Soloraya.

"Total jumlah investor per bulan November 2019 di Soloraya sudah mencapai 32.825 investor," kata Kepala BEI Surakarta M Wira Adibrata di Solo, Senin.

Ia mengatakan ada penambahan sebanyak 7.953 investor baru dari bulan Januari 2019. Menurut dia, dari total tersebut sekitar 60 persennya merupakan kalangan mahasiswa.

"Untuk rentang usia 18-24 tahun, sekitar 60 persennya dan didominasi oleh investor wanita," katanya.

Ia mengatakan jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, penambahan paling banyak terjadi pada bulan November 2019 bersamaan dengan diselenggarakannya kelas investasi yang mendatangkan investor besar Lo Kheng Hong.

"Ada penambahan sebanyak 1.600 investor baru pada bulan November 2019, kalau rata-rata tambahan perbulan sekitar 300-400 investor," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, jumlah galeri investasi yang ada di kampus perguruan tinggi di Soloraya saat ini sebanyak 14 galeri.

"Pada tanggal 10 Desember 2019 kami akan membuka empat galeri di Universitas Widya Dharma Klaten, Universitas Islam Batik, STIE AAS Surakarta, dan Universitas Tunas Pembangunan," katanya.

Meski demikian, diakuinya, penambahan jumlah investor tersebut tidak diiringi dengan peningkatan angka transaksi di pasar modal. Baik secara nasional maupun Kota Solo, dikatakannya, angka transaksi cenderung terus menurun.

"Untuk di Kota Solo rata-rata bulanan saat Januari-Februari Rp5,5 triliun, kemudian mulai bulan berjalan menjadi Rp3 triliun/bulan, pada September di kisaran Rp1,3 triliun, dan bulan November turun lagi jadi Rp900 miliaran," katanya.

Ia mengatakan memasuki semester dua tahun ini kondisi pasar modal kurang bergairah karena banyak isu yang memberikan dampak pada sepinya pasar modal.

"Di antaranya isu perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dengan China yang tidak berkesudahan dan laporan keuangan dari emiten yang cenderung stagnan," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019