Tokyo, (ANTARA News) - Perusahaan Jepang mulai bertumbangan, menyusul kebangkrutan Yamato Life Insurance Co, Jumat, yang juga merupakan perusahaan pertama di Jepang yang kolaps akibat krisis keuangan global yang berawal dari kasus kredit macet Subprime di AS dan kemudian kian mendunia.
Perusahaan asuransi yang cukup besar itu mengumumkan kebangkrutannya di pengadilan Tokyo, Jumat dengan jumlah hutang yang mencapai 269,5 miliar yen, demikian Kyodo.
Perusahaan tersebut juga memastikan bahwa seluruh pemegang polis akan dilindungi. Hal itu bisa dilakukan karena Jepang mempunyai UU perlindungan kebangkrutan.
Yamato mengalami masalah keuangan yang hebat setelah terlibat dalam pembelian surat hutang dan surat berharga lainnya yang terkait dengan Subprime mortgages. Perusahaan yang didirikan sejak 1911 itu merupakan perusahaan Jepang ke delapan yang bangkrut sejak pasca perang.
Perusahaan yang berawal dengan nama Nihon Chohei Hoken itu memiliki asset total senilai 283,1 miliar yen dan polis asuransi yang mencapai sekitar 1 triliun yen atau 10 miliar dolar AS.
Perusahaan-perusahaan besar dan industri Jepang kini mulai ramai-ramai memotong target keuntungan yang direncanakan sebelumnya, bahkan banyak yang mulai mencari-cari mitra untuk merger.
Bank sentral Jepang (BOJ) sendiri terus menyuntikan dana ke pasar uang guna menjamin ketersediaan likuiditas sekaligus menunjukkan sikap tanggungjawab negara tersebut.
Parlemen Jepang baru-baru ini juga sudah meloloskan paket dana tambahan berupa anggaran ekstra bagi upaya pemulihan ekonomi yang diminta pemerintahnya.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008