Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah melalui otoritas bursa (Bapepam) diminta untuk tetap menghentikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dianggap pasar kembali normal. "Kalau tidak nasibnya seperti sekarang begitu pasar dibuka kemudian ditutup lagi karena indeks kembali merosot," kata Presiden Direktur Center for Bank Crisis, Achmad Deni Daruri di Jakarta, Jumat. Menurutnya, langkah pemerintah melaksanakan "buy back" (membeli kembali) saham secara terbatas harus disikapi dengan hati-hati, sepanjang regulasi tidak diperbaiki akan percuma saja. Deni mengatakan, sepanjang pemerintah tidak memperbaiki regulasi di pasar modal akan percuma saja, sebab kalau pasar di buka kembali dipastikan harga saham akan rontok kembali. "Salah satu yang paling utama diperbaiki mengenai transparansi masing-masing emiten karena hanya itu yang akan membuat pasar secara fundamental menguat dan tidak mudah dipermainkan spekulan," ujarnya. Indonesia, kata Deni, dapat mencontoh Rusia yang sampai saat ini masih menghentikan perdagangan karena dia paham betul regulasi yang dikeluarkan belum optimal sehingga kerugian dapat diperkecil. Apabila BEI dibuka maka aksi ambil untung akan terus berlanjut yang akan memicu harga saham turun, spekulan AS akan mengambil untung dari pasar Indonesia untuk dibawa ke negaranya. Kalaupun akan melaksanakan "buy back" harus dilaksanakan secara sangat selektif hanya dilakukan untuk saham-saham yang diterbitkan emiten yang memiliki kinerja keuangan bagus saja, ujarnya. Disini peran pemerintah untuk menerbitkan regulasi agar masing-masing lebih transparan dalam menyampaikan kinerjanya termasuk aktivitas yang dilaksanakan karena ada indikasi sejumlah emiten juga ikut berperan dalam aksi ambil untung, ujar Deni. Sebelumnya ia sudah mengingatkan agar pemerintah lebih tegas terhadap antisipasi terjadinya gejolak di pasar saham, upaya yang dilakukan Menko Perekonomian dinilai belum optimal atau belum menyentuh hal mendasar. "Kalau pemerintah tidak tegas maka yang terjadi pasar kita akan mudah dirusak broker-broker asing terutama AS yang ingin membawa dananya ke luar negeri," ujarnya. Deni bahkan mencurigai ada dari pihak pemerintah yang "bermain" dengan kondisi seperti ini, untuk itu dia sekali lagi mendesak pasar saham tetap disuspen menunggu kondisi normal dan perbaikan regulasi di BEI. Ia mencontohkan soal transparansi yang sudah dilaksanakan emiten bank mengingat selama ini mereka juga dipantau BI selaku regulator.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008