Jakarta (ANTARA News) - Indeks Dow Jones di Bursa Saham New York (NYSE) anjlok 678,91 poin menjadi 8.579,19 poin pada perdagangan Kamis (9/10). Ini adalah level terendah dalam kurun lima tahun terakhir. "Jika di awal pekan indeks Dow Jones masih berada pada kisaran 10.000 poin, maka pada penutupan perdagangan Kamis telah berada di bawah 9.000 poin," demikian dilansir CNN. Com. Penurunan dipicu antara lain oleh penurunan harga saham General Motor sebesar 33 persen menjadi 4,76 dolar AS per saham. Harga saham perusahaan produsen otomotif berbasis di Detroit ini merupakan terendah sejak tahun 1950 dan dipicu oleh turunnya rating GM oleh S&P menjadi B- (B minus). Gedung Putih pada awal perdagangan Kamis mengumumkan, Departemen Keuangan AS sedang berupaya melakukan pembelian kepemilikan saham pada sejumlah perbankan AS. Juru bicara Gedung Putih Dana Perino mengatakan, AS secepatnya akan bergabung dengan Inggris, Islandia dan Italia untuk bersama-sama mengumumkan rencana menginjeksi modal secara langsung ke sistem perbankan nasional. "Injeksi modal secara aktif menjadi pertimbangan," kata Perino. Pada akhir pekan lalu, Kongres AS menyetujui "bailout" 700 miliar dolar AS untuk mengatasi krisis keuangan di negeri itu termasuk untuk menghindari makin terpuruknya bursa saham. Sementara itu indeks saham lainnya di Bursa Saham New York ikut merosot seperti Nasdaq yang terpuruk masing-masing 5,47 persen menjadi 1.645,12 poin dan indeks Standard & Poor 500 yang terkikis 7,6 persen menjadi 909,92 poin. Sedangkan indeks FT-SE di Bursa Saham London terkoreksi 100 poin atau 1,24 persen, indeks CAC-40 di Bursa Saham Perancis turun 1,55 persen dan indeks Dax di Bursa Saham Jerman tergerus 2,53 persen. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008
Adalah Moris Berman, 63 thn, ahli sejarah kebudayaan kelahiran New York, yang memperoleh Ph D dari Johns Hopkins University, menulis buku Dark Ages America: The Final Phase of Empire (Norton, 2006), yang meramalkan imperium Amerika segera akan rubuh.