Budapest (ANTARA News) - NATO akan mengerahkan tujuh kapal perang di lepas pantai Somalia untuk mempertahakan kapal PBB yang mengirim bantuan pangan dari serangan perompak, pejabat aliansi itu mengatakan Kamis. Keputusan itu, yang diambil oleh pertemuan para menteri pertahanan NATO di Budapest, menyusul permintaan khusus dari Sekjen PBB Ban Ki-mon dan prakarsa yang sama telah disetujui oleh Uni Eropa pekan lalu. "Akan ada segera kapal militer NATO di lepas pantai Somalia, untuk mencegah perompakan dan mengawal pengapalan pangan," jurubicara NATO James Appathurai mengatakan pada wartawan. Kapal itu, fregat yang melakukan latihan rutin sebagai bagian dari kelompok maritim angkatan laut tetap NATO, diperkirakan akan mencapai wilayah itu dslam dua pekan. Peran kapal itu akan mengawal kapal Program Pangan Dunia (WFP) dan untuk meronda perairan di sekitar Somalia guna "membantu menghentikan aksi perompakan", kata Appathurai. Lebih dari 40 persen dari penduduk Somalia bergantung pada bantuan pangan yang dibawa oleh kapal badan pertolongan PBB. Garis pantai Somalia sepanjang 3,025 Km telah dikenal sebagai salah satu yang paling berbahaya di dunia karena beberapa dasawarsa tiadanya hukum, perang sipil dan tiadanya sama sekali pemerintah pusat. Pada Selasa, Dewan Keamanan PBB untuk pertama lainya mensahkan kapal dan pesawat asing untuk menggunakan kekuatan terhadap bajak laut Somalia. Tindakan itu menyusul penangkapan bulan lalu atas sebuah kapal niaga Ukraina yang dimuati dengan senjata dan tank yang dilaporkan ditujukan ke Kenya atau Sudan. Perompak tidak menyadari pengapalan itu hingga mereka menangkapnya dan minta uang tebusan hingga 30 juta dolar bagi barang rampasan yang tak diperkirakan itu. Kapal angkatan laut dari Kanada, Perancis, Belanda dan Denmark telah memberikan pengawalan pada kapal yang membawa pasokan bantuan untuk Somalia. Namun Kanada mengatakan negara itu akan mengakhiri masa tugasnya pada 3 Oktober, yang mendorong PBB untuk minta balabantuan. Pekan lalu, para menteri pertahanan EU setuju untuk mengerahkan tiga kapal perang, satu kapal pasokan dan tiga pesawat pengawas maritim untuk operasi yang sama. Dan para pejabat NATO mengatakan akan ada saling mengimabngi antara kedua misi itu. Rincian mengenai operasi NATO masih perlu dikerjakan sepenuhnya oleh pemerintah, kata pejabat.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008