Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memutuskan untuk mempercepat pencairan anggaran sebesar Rp25,9 triliun dari Rp290 triliun pos stimulasi pertumbuhan dan jaring pengaman sosial di APBN 2008 untuk memperlonggar likuiditas.
"Oktober ini pemerintah akan mempercepat pengeluaran anggaran sebesar Rp25,9 triliun sebagaimana dijelaskan Menteri Keuangan, ini likuiditas yang diperlukan dan bisa menjamin terus berputarnya dan bergeraknya kegiatan ekonomi di Indonesia," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis malam.
Kepala Negara menjelaskan, pemerintah mengantisipasi dampak krisis keuangan Amerika Serikat yang mulai memberikan pengaruh secara global dan melakukan sejumlah langkah, antara lain memastikan pembelanjaan pemerintah tetap sesuai dengan APBN-P 2008 untuk memberikan rangsangan kepada pertumbuhan dan juga menjaga jaring pengaman sosial bagi masyarakat.
Dengan dikeluarkannya anggaran sebesar Rp25,9 triliun, masih menurut Kepala Negara, dengan demikian selama Januari-Oktober 2008 anggaran untuk stimulasi pertumbuhan ekonomi dan jaring pengaman sosial dalam pos APBN 2008 sebesar Rp290 triliun telah dikeluarkan 60 persen dan diharapkan pada bulan-bulan mendatang, anggaran yang tersisa dapat dialirkan sesuai sasaran.
"Ini dapat menjawab kecemasan kalau-kalau kita kekurangan likuiditas untuk pembiayaan APBN kita. Instruksi saya bagi para menteri dan pimpinan daerah justru dibalik hingar-bingar krisis keuangan tidak perlu terganggu proses pembangunan yang dibiayai oleh APBN," ujarnya.
Pada bagian lain, Presiden menegaskan, belajar dari kegagalan kapitalisme global dan ketidaksempurnaan mekanisasi pasar yang terlihat sejak adanya depresi pada 1930, krisis keuangan Asia 1998 dan juga krisis keuangan AS pada 2008 maka arah pembangunan nasional yang tidak bertumpu pada sumber-sumber keuangan di luar kemampuan dalam negeri sudah tepat.
"Arah pembangunan ekonomi yang ditempuh sudah benar, jangan sampai kita tergantung pada faktor di luar jangkauan kita, kita harus gunakan sumber daya dan finansial," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pasar modal memang keniscayaan dari ekonomi global tapi setiap saat bisa terguncang, jadi yang harus dilakukan saat ini adalah memperkuat perekonomian dalam negeri, pasar dalam negeri serta mengelola sumber daya alam secara tepat.
"Karena itu, saya mengarahkan agar sumber-sumber pendanaan dari APBN yang berasal dari dalam negeri agar dialokasikan secara tepat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008