Rifqi berhak membawa pulang medali emas setelah membukukan poin tertinggi 35 (9, 9, 7, 10), sedangkan Aubrey dengan poin sama 35 (8, 9, 10, 8) dan untuk perunggu direbut atlet Filipina Diogenes Avila dengan 30 poin (8, 8, 7, 7).
"Poin kedua petembak Indonesia itu sama. Hanya saja, Rifqi unggul pada sasaran kambing sehingga emas jatuh ke tangannya," kata pelatih tim menembak Indonesia, Andik Budi Hariyono seusai pertandingan.
Baca juga: Dua emas pijakan Vidya Rafika menuju Olimpiade Tokyo
Bagi tim menembak Indonesia, emas yang direbut oleh Rifqi ini adalah yang ketujuh pada kejuaraan dua tahunan ini. Dengan hasil ini, cabang menembak salah satu cabang yang meraih hasil gemilang di SEA Games 2019.
Rasa bangga terlihat jelas pada Rifqi Mukhlisin karena upaya yang dilakukannya membuahkan hasil maksimal meski pada laga final harus bersaing dengan atlet Indonesia lainnya Aubrey yang usianya jauh lebih muda.
"Akhirnya saya bisa merebut medali emas. Tadinya, saya sempat was-was karena terjadi kejar-kejaran dalam perolehan poin dengan Aubrey," kata Rifqi Mukhlisin seusai lomba.
Baca juga: Cabang menembak kembali dulang satu emas dan satu perak
Begitu juga dengan Aubrey. Atlet berusia 14 tahun itu mengaku senang dengan pencapaian di SEA Games pertamanya. Apalagi pada kejuaraan ini didukung langsung oleh kedua orang tuanya yang khusus datang dari Indonesia.
Sementara itu, Sekjen PB Perbakin mengatakan, dengan tambahan satu emas ini tim menembak Indonesia dipastikan menjadi juara umum dengan raihan tujuh emas, enam perak dan satu perunggu
"Selain memenuhi target, menembak tampil luar biasa. Ini merupakan awal kebangkitan olahraga menembak Indonesia," kata pria yang juga manajer timnas menembak Indonesia itu.
Baca juga: Tambah dua emas, menembak lampaui target emas SEA Games 2019
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019