London, (ANTARA News) - Pemangkasan suku bunga yang terkoordinasi oleh bank sentral di seluruh dunia kemungkinan tidak mengesankan pasar, namun analis mengatakan itu menunjukkan pembuat kebijaksanaan itu memiliki apa yang diperlukan untuk memandu perekonomian mereka selama gejolak perekonomian. Sebagaimana dilaporkan AFP, pemangkasan setengah persentase poin oleh Federal Reserve AS, European Central Bank, Bank of England dan bank-bank sentral di China, Swedia dan Swiss gagal melindungi pasar-pasar modal di London, Paris dan Frankfurt, yang seluruhnya mengalami penurunan lebih dari lima persen pada Selasa. Namun bagi sejumlah ekonom yang melihatnya dengan pandangan jangka panjang, baik pemangkasan maupun pengumuman Inggris tentang rencana penyelamatan bagi bank-banknya yang sakit membuktikan bankir dan pejabat bank sentral berkeinginan untuk melakukan apapun yang diperlukan guna memperbaiki stabilitas. "Bersyukurlah kita memiliki pengalaman dari Bernanke (pemimpin Fed), Paulson (Menkeu AS), dan King (Gubernur Bank of England), serta juga ECB yang memiliki sejumlah orang yang sangat baik di sana," kata Justin Urquhart-Stewart, direktur pemasaran pada Seven Investment Management. Pemangkasan suku bunga merupakan "benar-benar yang kita perlukan, dan menerapkan pesan itu bahwa ini adalah respons internasional yang terkoordinasi untuk situasi yang sangat berbahaya," katanya. "Kini kita mencapai `Defcon One` dalam sistem perbankan, syukur kita telah menentukan reaksi yang tepat, karena alternatif tidak mungkin," katanya menambahkan. "Defcon One" merupakan tingkat siaga tertinggi militer AS. Philip Shaw, ekonom pada Investec Securities, kurang berlebih-lebihan dalam dukungannya terhadap pembuat kebijaksanaan ekonomi dunia namun masih berharap bahwa mereka dilengkapi dengan baik untuk menangani krisis keuangan tersebut. "Selama tiga setengah pekan lalu menunjukkan bank sentral dan pemerintah memiliki keinginan untuk menempuh langkah-langkah radikal," katanya kepada AFP. "Saya tidak berpikir seseorang dapat benar-benar yakin tentang segalanya dalam situasi ini, namun kami benar-benar berharap." Peter Allwright, yang bersama-sama bertanggung jawab untuk dana investasi senilai lebih dari 26 miliar dolar AS, menggambarkan pemangkasan bunga itu "terlalu kecil, terlambat". Namun ia juga menyatakan keyakinan bahwa para pejabat dan bank sentral memiliki apa yang diperlukan, dan menyalahkan pertengkaran politik dalam mengembalikan hal itu. "Kita memiliki sejumlah pegawai negeri dan bankir sentral yang sangat baik" di sleuruh dunia, kata Allwright, serayamenambahkan, "Kita memiliki sejumlah polisi yang sangat buruk." Financial Times setuju pejabat global telah menunjukkan semangat mereka, dengan mengatakan pemangkasan bunga "mengirimkan sinyal psikologis yang sangat dibutuhkan: pembuat kebijaksanaan bekerja bersama bagi upaya penyelamatan bersamaa." Namun ketika para menteri keuangan dan gubernur bank sentral kelompok tujuh negara-negara industri maju (G7) bertemu pada Jumat di Washington, mereka harus membangun atas ini dengan mempersembahkan "kerangka kerja yang kredibel dan terkoordinasi untuk menyelesaikan krisis," katanya. Dalam pemangkasan suku bunga, bank-bank sentral menyoroti dalam pernyataan bersama bahwa mereka telah bekerja sama dalam "aksi bersama yang tidak diduga sebelumnya seperti provisi likuiditas untuk mengurangi ketagangan dalam pasar keuangan" selama krisis. Mereka mengatakan tekanan inflasi telah berkurang ketika harga minyak dan komoditas lainnya jatuh yang diakibatkan kehancuran kredit yang memangkas permintaan dan juga "sejumlah pengurangan kondisi moneter global yang dijamin". Namun, tidak semua analis memiliki harapan yang sama. Julian Jessop, kepala ekonom internasional pada Capital Economics, mengingatkan "fakta bahwa bank sentral telah mengambil langkah yang ekstim itu menggarisbawahi bagaimana kondisi pasar yang buruk telah terjadi". "Kami khawatir bahwa masih banyak perkejaan yang harus dilakukan," katanya kepada klien dalam catatan riset. Meski optimistis, Urquhart-Stewart juga menghentikan pernyataan bahwa pemulihan penuh merupakan hal yang mungkin. "Pemulihan? Tidak. Stabilisasi adalah yang kita harapkan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008