Washington (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) AS, Henry Paulson pada Rabu mengingatkan bahwa bakal ada lagi bank yang gagal ketika sistem keuangan AS sedang berada dalam periode restrukturisasi yang sulit, dan berjanji untuk menggunakan seluruh kekuatan dalam penyelesaiannya untuk mengurangi kejatuhan ekonomi. Sementara itu, bank sentral AS, Federal Reserve, pada Rabu sore mengumumkan pihaknya akan menambah 38 miliar dolar AS lagi pembiayaan kepada American International Group (AIG), yang sebelumnya telah diselamatkan pada bulan lalu, ketika pemerintah menerbitkan pinjaman kepada raksasa asuransi itu sebesar 85 miliar dolar AS, demikian diwartakan DPA. Paulson meminta "kesabaran" dari publik dan mengatakan pihaknya akan membutuhkan "beberapa pekan" sebelum Departemen Keuangan AS mulai membeli aset "mortgage" yang bermasalah yang merupakan jantungnya krisis kredit. Legislasi yang diloloskan oleh Kongres pada pekan lalu mengizinkan Departemen Keuangan untuk membeli lebih dari 700 miliar dolar AS sekuritas yang didukung "mortgage" dan meningkatkan posisi modal lembaga-lembaga keuangan yang yang sedang berjuang, dalam upaya untuk menjaga arus kredit di perekonomian AS. Kongres meloloskan upaya tersebut setelah gelombang kebangkrutan, penalangan atau "bailout" dan pengambilalihan bank dan pemberi pinjaman "mortgage" terjadi sepanjang September di AS. Paulson mengingatkan bahwa bakal ada keruntuhan lagi. "Satu hal yang harus kita sadari, meski dengan otoritas Departemen Keuangan yang baru, beberapa lembaga keuangan akan gagal," katanya kepada wartawan di Washington. Paket penyelamatan itu "tidak mampu menyelamatkan setiap lembaga keuangan sesuai dengan tujuannya," kata Paulson. Federal Reserve, bank sentral yang menetapkan suku bunga, memberikan AIG tambahan uang tunai untuk "mengisi likuiditas" di perusahaan asuransi itu dan melindungi pinjaman pemerintah, yang dijamin oleh 80 persen saham di perusahaan tersebut. Perusahaan itu sedang mengupayakan untuk menjual anak perusahaan yang menguntungkan untuk memperoleh dana guna membayar kembali pinjaman pemerintah di luar dana talangan. Paulson mengusulkan bahwa lebih banyak upaya diperlukan untuk mengurangi kehancuran kredit. Ia mengingatkan bahwa gejolak keuangan yang sedang berlangsung "tidak akan berakhir dengan cepat" namun mengatakan ia percaya dengan resiliensi perekonomian AS. "Kami merupakan negara yang kuat dan kaya, dengan sumber-sumber untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi," kata Paulson. Pada akhir pekan ini di Washington, ia akan menjadi tuan rumah bagi para menteri keuangan dan pimpinan bank sentral negara-negara industri maju yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7) untuk membicarakan respons internasional atas krisis kredit. Paulson mengumumkan "pertemuan khusus" Kelompok 20 atau G20, yang melibatkan negara-negara dengan perekonomian yang sedang tumbuh, di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada akhir pekan. Anggota G20 "akan membicarakan bagaimana kemungkinan kami berkoordinasi untuk memperkecil dampak gejolak pasar global dan penurunan ekonomi di seluruh negara kami," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008