Manila, Filipina (ANTARA) - Atlet senam asal Malaysia Farah Ann Abdul Hadi mencuri perhatian publik setelah membantu negaranya keluar sebagai juara umum cabang olahraga senam artistik SEA Games 2019 Filipina.
Pesenam berusia 25 tahun itu mengukuhkan dirinya sebagai ratu senam Malaysia setelah mengemas tiga medali emas dari total lima emas yang dibawa pulang tim senam Negeri Jiran selama empat hari pelaksanaan senam artistik di Rizal Memoriam Coliseum, Manila, Filipina.
Di antara riuh penonton yang memadati arena senam itu, Farah mengawali perjuangan skuat senam artistik putri Malaysia di SEA Games ke-30 dengan merebut medali emas final nomor all around, Senin (2/12) bersama kompatriot senegaranya Tan Ing Yueh yang meraih medali perunggu.
Baca juga: Rifda bungkus perak keduanya dari senam artistik
Farah memuncaki perolehan poin dari empat alat yang dipertandingkan dengan total 48,05, mengalahkan pesenam andalan Indonesia Rifda Irfanaluthfi yang harus puas dengan medali perak dengan skor 47,8.
Atlet kelahiran Subang Jaya, Selangor itu tampil apik dengan 13,55 poin di meja lompat dan 12,45 poin di palang bertingkat, 12,50 poin di senam lantai, namun gugup ketika bermanuver di nomor balok keseimbangan dimana dia hanya mencetak 9,55 poin di kualifikasi babak all around.
Pesenam dengan tinggi 166 cm itu juga tak terkalahkan di final nomor palang bertingkat individu untuk mengemas medali emas keduanya di Filipina.
Baca juga: Emas senam artistik nomor Vault milik Rifda Irfanaluthfi
Belum lagi di final nomor senam lantai, pesenam cantik itu mempertahankan dominasinya sebagai yang terbaik di lantai berukuran 12x12m itu di tiga SEA Games terakhir.
"Datang ke SEA Games ini saya hanya ingin melakukan yang terbaik, tentunya di pikiran saya, saya ingin melakukan yang terbaik untuk memenangi medali, dan saya sangat senang dan bersyukur bisa meraih medali emas ini," kata Farah setelah meraih medali All Around di Manila, Senin.
Farah berangkat ke Filipina tak lama setelah dirinya menjadi atlet senam putri Malaysia kedua yang lolos ke Olimpiade, setelah Au Li Yen yang turun di Sydney 2000, berkat penampilannya di Kejuaraan Dunia di Stuttgart, Oktober lalu.
Baca juga: Emas dan SEA Games terakhir bagi Agus Prayoko
Farah akan mengakhiri paceklik penampilan tim senam putri Malaysia di Olimpiade selama 20 tahun terakhir setelah mengumpulkan total poin 49,989 di nomor all-around individu meski finis di peringkat ke-59 dan gagal mencapai babak final kejuaraan dunia tahun ini.
"Saya berterima kasih kepada setiap orang yang telah mendukung saya hingga sampai di sini, para pelatih, keluarga saya, rekan satu tim, teman-teman dan semua yang berperan besar membuat saya seperti sekarang... dan saya lega serta senang bisa mewakili Malaysia di Olimpiade Tokyo 2020 nanti."
Sepulang dari Filipina, Farah mendapat tawaran dari federasi senam Malaysia MGF yang ingin mengirimnya ke Amerika Serikat sebagai salah satu persiapan menuju Olimpiade tahun depan.
Namun, Farah seperti diberitakan oleh The Straits Times, bersedia memenuhi panggilan itu namun dengan syarat federasi harus juga memboyong rekan-rekannya di tim senam putri ke AS.
"Fokus tahun ini memang SEA Games. Saya akan mengambil jeda sebentar sebelum kembali mempersiapkan diri untuk Olimpiade," kata Farah.
"Saya tahu jika MFG berencana ingin mengirim saya. MGF sangat bekerja keras membantu terutama setelah saya lolos kualifikasi.
"Saya harap jika kami pergi ke luar untuk latihan, kami semua bisa pergi dan merasakannya karena kami adalah satu tim," kata Farah soal timnya.
Mengawali debutnya di SEA Games 2011, Farah telah mengemas tujuh medali emas dari pesta olah raga se-Asia Tenggara itu.
Medali emas pertamanya diraih dari nomor beregu, kemudian emas kedua di nomor senam lantai di Singapura. Farah mempertahankan gelar di kedua nomor tersebut pada 2017 di Kuala Lumpur.
Setelah membela tim Malaysia di empat SEA Games, kecuali pada 2013 dimana senam lantai tak dimainkan di Myanmar, Farah belum yakin bisa tampil lagi di ajang multieven dua tahunan itu.
"Saat ini sepertinya adalah SEA Games terakhir saya, tapi saya belum bisa pastikan itu," pungkasnya.
Pun demikian, Tokyo 2020 telah menanti.
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019