Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu sore, masih bergerak turun, karena pelaku pasar tetap memburu dolar AS, meski Bank Indonesia (BI) telah melakukan berbagai upaya untuk menahan tekanan tersebut. "Tekanan pasar yang cukup kuat masih menekan rupiah, sekalipun BI telah menaikkan BI Rate dan melepas cadangan dolar AS di pasar," kata Dirut PT Finan Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 20 basis poin menjadi Rp9.585/9.600 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.565/9.657 per dolar AS. Menurut dia, rupiah sebelumnya sempat mendekati angka Rp9.700 per dolar AS, karena pelaku pasar panik melihat indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) merosot tajam pada sesi pagi sebesar 10,38 persen. Hal ini terjadi, karena pelaku asing banyak melepas sahamnya untuk ditukar dengan dolar AS guna mengurangi kerugian yang terus terjadi, katanya. Namun lanjut dia, upaya BI untuk mengurangi tekanan pasar terhadap rupiah untuk sementara cukup berhasil rupiah akhirnya kembali berada di posisi antara Rp9.550 sampai Rp9.600 per dolar AS. "Kami yakin BI akan tetap menjaga rupiah agar tidak terpuruk lebih jauh," ujarnya. Menurut Edwin Sinaga, rupiah pada hari berikutnya kemungkinan akan terus membaik hingga di level Rp9.500 per dolar AS, karena kepanikan pasar mulai berkurang. Apalagi BI terus menjaga agar rupiah berada dalam kisaran yang diinginkan yakni pada level Rp9.500 per dolar AS, ucapnya. Pemerintah Indonesia sendiri berusaha meyakinkan investor untuk tetap tenang, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas 6 persen, meski krisis keuangan global sedikit banyak berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi. Karena itu pemerintah melalui BI tetap akan menjaga stabilitas rupiah agar tetap berada pada koridor yang diinginkan, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008