Di tengah fenomena window dressing, investor akan mengakumulasi saham-saham yang memiliki kinerja positif dan aktif
Jakarta (ANTARA) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, ditutup menguat ditopang fenomena "window dressing" menjelang akhir tahun ini.
IHSG ditutup menguat 34,75 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.186,86. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 6,16 poin atau 0,62 persen menjadi 992,52.
"Terbuka ruang fenomena 'window dressing' akan terjadi menjelang akhir tahun, sebagian investor mulai memanfaatkan momentum itu untuk melakukan akumulasi saham," ujar Direktur Utama Foster Asset Management, Andreas Yasakasih di Jakarta, Jumat.
"Window dressing" adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi maupun perusahaan terbuka untuk mempercantik portofolio atau performa laporan keuangan sebelum ditampilkan kepada para pemegang saham.
Baca juga: IHSG berakhir menguat, ditopang "menghijaunya" bursa saham Asia
Menurut dia, munculnya "window dressing" juga didukung data ekonomi nasional pada awal bulan ini yang cukup terjaga. Data ekonomi domestik yang menjadi perhatian pada awal bulan ini yakni inflasi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang optimis, dan data cadangan devisa.
Berdasarkan data BI, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2019 sebesar 0,14 persen (mtm). Dengan perkembangan itu, inflasi IHK sampai dengan bulan November 2019 mencapai 2,37 persen (ytd).
Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat 126,6 miliar dolar AS pada akhir November 2019, tidak banyak berubah dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2019 sebesar 126,7 miliar dolar AS.
"Di tengah fenomena window dressing, investor akan mengakumulasi saham-saham yang memiliki kinerja positif dan aktif," katanya.
Baca juga: IHSG terjebak di zona merah dipicu perang dagang yang meluas
Di sisi lain, menurut Andreas Yasakasih, adanya sinyal kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China menambah dorongan bagi investor melakukan akumulasi saham.
"Namun sentimen eksternal itu relatif masih bisa berubah. Belum ada yang tahu jadi atau tidak, bisa saja berubah seperti sebelumnya," ucapnya.
Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI sebanyak 453.417 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,44 miliar lembar saham senilai Rp7,16 triliun. Sebanyak 189 saham naik, 199 saham menurun, dan 158 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei menguat 54,30 poin (0,23 persen) ke 23,354,40, indeks Hang Seng 281,40 poin (1,07 persen) ke 26,498,40, dan indeks Straits Times menguat 18,17 poin (0,57 persen) ke posisi 3.192,36.
Baca juga: IHSG diprediksi terkoreksi seiring perang dagang yang meluas
Baca juga: IHSG ditutup menguat seiring 'window dressing' kuartal pertama
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019