"Program Proliga ini digagas Badan Litbang Pertanian yang merupakan salah satu program untuk meningkatkan hasil panen dan menjaga pasokan cabai sepanjang tahun sehingga, dapat membantu mengurangi fluktuasi harga," kata Plt Sekretaris Balitbangtan Kementan RI Hardyanto di Sukabumi, Jumat. Proliga merupakan paket teknologi untuk melipatgandakan produksi cabai baik saat on season maupun off season (di luar musim). Sampai saat ini rata-rata produksi cabai merah di Indonesia hanya berkisar antara 10,2 ton/ha.
Baca juga: Pengamat ingatkan upaya untuk jaga stabilitas harga cabai
Melalui program Proliga ini produksi cabai bisa meningkat hingga dua kali lipat atau rata-rata 20 ton/ha. Tentunya untuk mengembangkan program tersebut harus ada sinergi antarkomponen teknologi yang harus diaplikasikan baik pada saat musim tanam maupun di luar musim.
Lima komponen teknologi pengungkit utama cabai yakni penggunaan varietas unggul, penyemaian sehat, peningkatan populasi tanaman, pengelolaan tanah, hara dan air serta penerapan pengendalian hama terpadu.
Paket teknologi tersebut telah diuji cobakan di beberapa lokasi dan beberapa varietas cabai. Hasil uji coba menunjukkan bahwa paket teknologi Proliga mampu menghasilkan produktivitas sebesar 15.81 ton/ha hingga 22.78 ton/ha dengan keuntungan yang diperoleh petani Rp120.696.305 hingga Rp286.076.305 atau Rp15.087.038/bulan hingga Rp.35.759.538/bulan.
Baca juga: Harga cabai merah petani lokal naik tajam
Menurutnya, sebenarnya program ini sudah dilaksanakan di sejumlah daerah di Indonnesia namun, kali ini pihaknya memilih Kabupaten Sukabumi untuk mengembangkan Proliga karena kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini merupakan salah satu daerah sentra pertanian cabai merah.
Maka dari itu, pihaknya ingin menerapkan teknologi Prologi kebetulan kabupaten ini belum menerapan inovasi teknologi sehingga, terlihat banyak lahan pertanian cabai yang terkena serangan virus kuning.
Melalui Proliga ini pihaknya akan memberikan pelatihan kepada para petani dan kelompok tani untuk mencegah penyebaran virus kuning dan penyakit lainnya termasuk juga bagaimana cara peningkatan produktivitas. Dengan demikian, petani di Sukabumi bisa mulai menerapkan inovasi teknologi yang diciptakan Balitbangtan untuk mendongkrak produksi tanam.
"Dengan program Proliga petani tidak hanya bisa menanam cabai merah di saat musim tanam atau musim kemarau tetapi, di luar musim pun bisa (saat musim hujan). Dari hasil percobaan ini bisa dikatakan berhasil karena hasil produksi cabai meningkat hingga dua kali lipat," tambahnya.
Sementara, Asisten Daerah II Setda Kabupaten Sukabumi Ahmad Riyadi mengatakan program Proliga tentunya sangat membantu petani di Kabupaten Sukabumi melalui teknologi tepat guna pada program Proliga.
Dengan adanya terobosan tersebut ternyata produksi cabai di Kecamatan Sukaraja yang menjadi proyek percontohan untuk kecamatan lainnya bertambah hingga dua kali lipat. "Kami juga menginginkan program ini dapat diimplementasikan di kecamatan lainnya yang merupakan sentra pertanian cabai merah di Kabupaten Sukabumi," katanya.
Di tempat yang sama salah seorang petani cabai merah di Kecamatan Sukaraja Abdul Manan mengatakan program ini tentunya berguna bagi petani di daerahnya karena selain produksinya berlipat ganda, ternyata masa tanamnya tidak hanya di musim kemarau saja tetapi, saat musim hujan pun bisa tanpa mengurangi produksi.
Tidak kalah penting, dengan adanya intervensi program Proliga ini petani bisa berlajar mengatasi serangan hama dan virus yang bisa merusaka tanaman cabai dan bisa membuat produk pupuk nabati. (KR-ADR)
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019