Pekanbaru (ANTARA News) - Terputusnya jalan lintas Riau-Sumatera Barat (Sumbar) akibat tanah longsor diprediksi bakal berdampak buruk pada perekonomian daerah, khususnya di Riau karena terganggunya aktivitas perdagangan antarprovinsi khususnya distribusi barang bahan pangan.
"Dampak buruk yang paling bisa terjadi adalah meningkatnya indeks inflasi pada bulan ini akibat kejadian tersebut," kata pengamat ekonomi Universitas Riau (Unri), Isyandi, di Pekanbaru, Selasa.
Menurut dia, selama ini kebutuhan bahan pangan di Riau khususnya di Pekanbaru dan sekitarnya lebih banyak didatangkan dari Sumbar. Dampak terganggunya jalur distribusi dapat mempengaruhi suplai barang untuk memenuhi permintaan yang cenderung tetap atau bahkan bisa bertambah sekarang ini.
Akibatnya jumlah barang terbatas bisa mengakibatkan harga komoditas naik, memicu peningkatan indeks harga komoditi yang juga memicu inflasi.
"Kenaikan inflasi dapat dipicu adanya kenaikan harga sayuran, cabe, buah segar ataupun ikan di Pekanbaru dan sekitarnya yang kita tahu selama ini banyak dipasok dari Sumbar," katanya.
Yang paling dikhawatirkan, lanjutnya, dampak terganggunya jalur distribusi juga dapat mengurangi transaksi perdagangan yang mempengaruhi perekonomian daerah terutama pada sektor riil.
"Transaksi perdagangan otomatis mengecil," katanya.
Sebagai langkah antisipasi, tidak ada cara lain adalah dengan sesegera mungkin membenahi kerusakan di jalur tersebut. Meski begitu, lanjutnya, hal terbaik adalah dengan membuat perencanaan jangka panjang untuk menjamin ketersediaan barang seperti meningkatkan infrastruktur dan membangun sektor pertanian di Riau.
"Solusi jangka pendeknya sulit dan itu baru bisa dilakukan bila ada perencanaan jangka panjang yang didukung anggaran yang cukup untuk membangun sektor pertanian daerah agar tidak terlalu bergantung pada daerah lain," ujarnya.
Hingga Selasa, longsor di jalur lintas yang terjadi di Kabupaten Kampar, Riau, tersebut telah mengganggu proses pengiriman barang yang menggunakan kendaraan roda empat dan truk besar.
Pasalnya, berdasarkan data Dinas PU dan Kimpraswil Riau, terdapat delapan titik longsor di jalur tersebut. Dua titik longsor paling parah terdapat di KM 77, Desa Rantau Berangin, Bangkinang Barat, karena setengah ruas jalan amblas hingga menyisakan 1,8 meter untuk dilalui.
Sedangkan, enam titik longsor lainnya tidak terlalu parah yakni akibat tertimbun tanah yang longsor dari tebing yang ada di jalur tersebut. Lokasi longsor masing-masing terdapat di KM 78 dan KM 80 sebanyak dua titik longsor, serta satu titik di KM 81 dan KM 82 yakni berupa timbunan tanah dan batu gunung setinggi 2-3,5 meter.
Meski ada jalan alternatif menghindari jalur tersebut, namun kondisinya juga sulit dilalui karena tergenang banjir. Lokasi jalan alternatif yang kebanjiran setinggi setengah meter terdapat di daerah Pulau Gadang, Kabupaten Kampar. Jalan tersebut berada di jalur alternatif melalui Kiliranjao-Kuantan Singingi-Kampar Kiri-Pekanbaru, yang memutar untuk menghindari delapan titik longsor di jalur Riau-Sumbar.
Pemerintah dan kepolisian setempat menyarankan agar jalur yang terdapat longsor ditutup yang diperkirakan hingga satu bulan, selama proses perbaikan sedang dilakukan, dan arus lalu lintas yang melalui jalur itu dialihkan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008