Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah membentuk tim khusus yang merupakan sinergi antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha guna mengantisipasi dampak krisis ekonomi global terhadap Indonesia.Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) MS Hidayat, usai bertemu selama dua jam dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa malam, mengatakan tim khusus itu di bawah koordinasi langsung Presiden.Tim khusus itu, menurut Hidayat, melibatkan langsung menteri-menteri terkait agar program antisipasi krisis ekonomi global yang disusun pemerintah bersama dengan kalangan perbankan dan usaha dapat berjalan."Presiden nanti menunjuk. Kalau misalnya nanti bicarakan ekspor, menteri-menterinya siapa, dan saya `supply` teman-teman dari bisnis," ujarnya. Pada pertemuan Selasa malam hadir antara lain Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowarodyo, bankir senior Arwin Rasyid. Sedangkan dari kalangan pebisnis hadir antara lain James T Riady dan Tommy Winata. Menurut Ketua Kadin, pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada Senin di Gedung Sekretariat Negara. Sedangkan para menteri yang hadir adalah Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Eman Suparno, serta Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Jero Wacik. "Forumnya kemarin kan terlalu luas. Jadi, dipersempit lagi untuk bicarakan langkah-langkah kongkret," ujarnya. Menurut Hidayat, tim khusus akan bekerja setiap hari tanpa jeda waktu sampai program-program disusun dapat berjalan. "Sekarang di tingkat menteri. Kita buat program bersama sekarang antara dunia swasta, perbankan, dan dengan pemerintah," ujarnya. Hanya integrasi antara tiga sektor itu, lanjut dia, dampak krisis ekonomi global dapat teratasi. Hidayat menjelaskan, kalangan usaha menginginkan pemerintah secara hati-hati mengendorkan kebijakan uang ketat dan membuat prioritas produk-produk andalan Indonesia yang tetap mendapat dukungan dari perbankan. "Sebab, kalau tidak begitu produktivitas kita jadi menurun dan akibatnya akan berentet nanti. Akan ada `unemployment` dan sebagainya," tuturnya. Ia berharap langkah diambil pemerintah untuk mengatur makro ekonomi sejalan dengan kebutuhan dunia usaha menumbuhkan sektor riil. Ia juga berharap investasi masuk ke Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap di kisaran enam persen bukan dalam bentuk portofolio saja di bursa efek, tetapi merupakan investasi langsung. Selain itu, untuk mengantisipasi pasar di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang anjlok, Kadin berharap pemerintah memikirkan diversifikasi pasar. Sementara itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah mencoba menerobos pasar Timur Tengah dan Rusia untuk diversifikasi ekspor. Indonesia, lanjut dia, juga menargetkan pasar Asia yang masih mengalami pertumbuhan seperti China, Korea, Taiwan, dan India.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008