Jakarta (ANTARA) - Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi mengalami apresiasi terhadap dolar AS seiring harapan tercapainya kesepakatan dagang fase pertama AS-China.
Terpantau, pergerakan rupiah pada Jumat pagi ini, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.035 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.065 per dolar AS.
"China yakin dapat mencapai kesepakatan fase pertama, dan kenaikan tarif yang telah berjalan harus diturunkan," kata Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan keyakinan China itu memberikan sinyal positif dan menekan dolar AS terhadap beberapa mata uang negara berkembang, termasuk rupiah meski masih terbatas.
"Sinyal positif itu memang masih dinilai beragam oleh pelaku pasar, sebagian investor juga memilih 'wait and see', tapi setidaknya ada harapan positif," katanya.
Ia mengemukakan juru bicara resmi China memang masih belum banyak berbicara mengenai pembicaraan dagang dengan AS di tengah ketidakpastian kapan kesepakatan dagang fase pertama dapat tercapai.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan perkembangan ekonomi Indonesia juga masih mencatatkan tren positif, kendati dihadapkan pada gejolak ekonomi yang tengah melanda dunia.
Ia mengatakan Indonesia masuk dalam peringkat tiga di antara negara-negara G20. Posisi Indonesia tersebut berada di bawah India dan China.
Baca juga: Rupiah menguat menjadi Rp14.035
Baca juga: Rupiah diprediksi masih lanjutkan penguatan
Baca juga: Rupiah menguat di tengah meluasnya perang dagang
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019