Banda Aceh (ANTARA News) - Kepulangan tokoh pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Hasan Tiro, diharapkan dapat membawa kesejukan dan memperkuat perdamaian yang telah dirasakan masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kita berharap, kepulangan `Wali Nanggroe` Hasan Tiro itu menunjukkan perdamaian sudah benar-benar terjalin di Aceh," kata Sekretaris jenderal Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk Faisal Ali, di Banda Aceh, Selasa. Pasca-perjanjian damai antara Pemerintah dan GAM di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005, katanya, Hasan Tiro telah menjadi salah seorang tokoh bagi masyarakat di provinsi ujung paling barat Indonesia ini. Hasan Tiro yang berstatus Warga Negara Asing (WNA) dan menetap di Finlandia itu akan mengunjungi tanah kelahirannya di Aceh yang direncanakan pada 11 Oktober 2008. Dengan kehadiran Hasan Tiro, Faisal menyatakan suasana perdamaian di Aceh diharapkan akan lebih kuat lagi, sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati kondisi yang lebih kondusif untuk menjalankan aktivitasnya. "Meski belum seluruh lapisan masyarakat menikmati perdamaian yang diinginkan, namun situasi Aceh hari ini sudah lebih baik," kata dia. Faisal Ali juga mengharapkan kedatangan "Wali Nanggroe" ke Aceh dapat memperkukuh komitmen semua pihak tentang perdamaian abadi, sehingga provinsi berjuluk Serambi Mekah ini bisa membangun untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dengan daerah lain di Indonesia. "Bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya, Aceh masih jauh tertinggal dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Aceh akan terbangun jika suasana damai bisa berjalan baik," kata dia. Di pihak lain, ia juga berharap komitmen serius pemerintah Aceh untuk menegakkan Syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) di provinsi berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa tersebut. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008