Jakarta, (ANTARA News) - Direktorat Jendral Bea dan Cukai (BC) menyatakan siap menghadang/mengantisipasi pembelokan pesanan/impor barang oleh pihak AS dan Eropa ke Indonesia menyusul krisis keuangan yang terjadi di kawasan itu. "BC sudah dan akan terus mengantisipasi masuknya barang-barang ilegal termasuk barang-barang yang sudah dipesan oleh AS dan Eropa," kata Dirjen BC Anwar Suprijadi ketika menjelaskan antisipasi kemungkinan masuknya produk ilegal akibat terjadinya krisis keuangan global di Kantor Pusat BCB Jakarta, Selasa. Anwar mengatakan, menyusul terjadinya krisis keuangan global, banyak pesanan produk oleh AS dan Eropa dari berbagai kawasan yang dibatalkan. "Barang-barang ini rawan dibelokkan ke Indonesia sehingga harus kita antisipasi agar tidak masuk ke Indonesia," katanya. Ia menyebutkan kawasan yang rawan dijadikan pintu masuk barang-barang ilegal itu antara lain di Kepulauan Riau dan Riau. "Di Riau banyak tangkahan (pelabuhan tak resmi), kami minta kepada Departemen Perhubungan untuk menutup pelabuhan tak resmi itu," katanya. Lebih lanjut Anwar menjelaskan, pihaknya melakukan langkah-langkah antisipasi terutama berkaitan dengan kemungkinan masuknya produk impor dari negara-negara yang kehilangan pasarnya di AS. "Ditjen BC sedang dan terus melakukan upaya pengawasan impor maupun ekspor ilegal yang berpotensi merugikan keuangan negara dan memperlemah daya saing industri dalam negeri," katanya. Upaya pengawasan itu antara lain patroli bersama antara kanwil BC, mengefektifkan unit khusus narkoba, pembentukan tim pengawasan arus lalu lintas barang, pembentukan tim pengawasan terhadap pengusaha penerima fasilitas kepabeanan, dan pembentukan tim pengawas cukai.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008