Sudah banyak brand-brand lokal kita yang populer dan diterima pasar bahkan bisa menjangkau pasar luar negeri, banyak yang bagus dan orang kita kreatif jadi tidak usah khawatir untuk go global
Jakarta (ANTARA) - Tahun 2020 diyakini menjadi era kebangkitan bagi brand-brand lokal Indonesia karena sudah semakin banyak produk kreatif anak bangsa yang mampu bersaing di era digital saat ini.
Presiden Direktur Kebab Turki Baba Rafi, Nilam Sari, dalam acara FGD bertema Prospek Perekonomian 2020, Tantangan dan Peluang bagi UMKM di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, Kamis, mengatakan peluang bagi brand lokal untuk merebut pasar semakin lebar tahun depan.
“Sudah banyak brand-brand lokal kita yang populer dan diterima pasar bahkan bisa menjangkau pasar luar negeri, banyak yang bagus dan orang kita kreatif jadi tidak usah khawatir untuk go global,” kata Nilam Sari yang kini bisnisnya telah berkembang hingga 1.400 outlet di 9 negara.
Nilam yang membangun bisnis kebabnya sejak 2005 itu mengaku memang terasa ada pelemahan dalam bisnisnya yang mulai terasa sejak pertengahan tahun ini.
“Pada 2020 UMKM harus kerja ekstra keras karena persaingan semakin ketat, jumlah UMKM bertambah, dan pelemahan ekonomi semakin terasa,” katanya.
Nilam mengatakan setidaknya ada tujuh hal yang harus diperhatikan untuk bisa mengambil bagian dalam peluang kebangkitan brand Indonesia yang diproyeksikan peluangnya semakin besar tahun depan.
“Perlindungan HAKI itu sangat penting, pembiayaan juga harus didukung, dan juga digitalisasi,” katanya.
Kemudian dukungan kolateral dari sisi pembiayaan di lembaga keuangan, pentingnya sertifikasi produk agar bisa masuk ke pasar ekspor, dan juga AFTA termasuk kebijakan pasar bebas di dalamnya.
“Tak kalah penting adalah kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang harus terus ditingkatkan,” katanya.
Sementara itu socioentrepreneur Antonius Roni Kurniawan pada kesempatan yang sama mengatakan ia optimistis usaha yang berdampak luas pada kehidupan sosial akan tetap prospektif dan mendatangkan sisi ekonomi yang menjanjikan pada tahun-tahun mendatang.
Roni yang mengembangkan lembaga pendidikan berbasis karakter “My Right Education” di Depok, Jawa Barat itu bertekad untuk memperluas usahanya melalui platform online Rumah Belajar Bersama sehingga bisa diakses kontennya oleh lebih banyak masyarakat di seluruh pelosok tanah air.
Tren socioentrepreneurship bahkan dipercaya memiliki peluang yang cerah dan prospektif karena saat ini masyarakat cenderung apresiatif dan banyak ingin terlibat dalam kegiatan sosial yang memberikan dampak kesejahteraan dan peningkatan hajat hidup orang banyak.
“Maka saya fokus pada pendidikan vokasi dan mengembangkan seluruh potensi yang ada melalui konsep kreatif di Rumah Belajar Bersama secara online,” katanya.
Rumah Belajar Bersama merupakan platform online yang dikembangkan dalam bentuk toko pendidikan yang menyediakan konten-konten pembelajaran gratis bagi masyarakat dengan berbagai macam tema yang dibutuhkan.
Masyarakat bisa mengunduh beragam tema pelatihan atau pendidikan yang dibutuhkannya tanpa dipungut biaya bahkan mereka berkesempatan untuk membuka toko pendidikan di platform tersebut.
Roni meyakini peluang menjadi socioentrepreneur di tanah air masih terbuka lebar meskipun ia mengakui selama ini sulit bagi UMKM yang bergerak di bidang pendidikan untuk bisa mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal.
Menanggapi hal itu Sekretaris Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Daniel Asnur mengatakan pihaknya telah menetapkan lima program strategis untuk mendukung para pelaku UMKM di Indonesia agar bisa semakin maju dan berkembang hingga mampu menaikkan kelas skala usahanya.
“Kamu senantiasa mendukung siap memberikan fasilitasi, regulasi, hingga menyiapkan skema pembiayaan bahkan melakukan intervensi yang memihak pelaku UMKM,” kata Daniel.
Program strategis pertama yang akan dilakukan adalah memperbesar akses pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga tercipta peluang dan permintaan terhadap produk-produk koperasi dan UMKM.
Program strategis kedua adalah peningkatan kualitas produksi dan inovasi untuk meningkatkan daya saing produk dan jasa yang dihasilkan.
Program strategis ketiga menyangkut agregasi pembiayaan yang akan menjadi solusi untuk meningkatkan pertumbuhan koperasi dan UMKM.
Program strategis keempat adalah pengembangan kapasitas manajemen dan usaha Koperasi dan UMKM yang diwujudkan antara lain melalui pemberian konsultasi, pelatihan, dan pendampingan oleh para ahli.
Program strategis kelima adalah memberikan kemudahan dan kesempatan mengembangkan usaha bagi Koperasi dan UMKM.
Forum Group Discussion tersebut merupakan hasil kerja sama dan dukungan dari PT Bank Negara Indonesia (BNI).
Baca juga: Brand Adventure, program pengembangan brand lokal
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019