Teheran, (ANTARA News) - Perunding nuklir Iran Said Jalili mengirimkan protes kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Javier Solana, Senin, berkaitan dengan sikap Barat terhadap program atom negaranya, kata seorang pejabat senior Iran. "Dalam surat, Jalili menyatakan komplin atas sikap negara-negara Barat itu dan mengatakan pendekatan mereka merusak proses perundingan yang konstruktif antara kedua pihak," kata pejabat itu kepada AFP, namun menolak disebut jatidirinya. "Dalam perundingan-perundingan, desakan bukanlah alasan dan tidak akan menghasilkan resolusi," kata kantor berita resmi IRNA mengutip surat terdiri dua halaman tersebut. Kantor Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan, bahwa surat tersebut telah disampaikan kepada Solana Senin oleh dutabesar Republik Islam untuk Brussels, Ali Asghar Khaji. Salinan surat tersebut dikirimkan kepada para menteri luar negeri dari kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yakni Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, ditambah Jerman. Di Washington, jurubicara kementerian luar negeri mengatakan, enam negara, yang dikenal sebagai P5+1, `telah menerima surat dari perunding nuklir Iran Jalili dan berkonsultasi secara ketat untuk tahap-tahap berikutnya." "Kami tak bisa mengomentari secara umum mengenai isi surat itu sampai setelah kami membahas surat tersebut dengan mitra kami P5+1," kata jurubicara itu. Negara-negara Barat mengecam Iran pada pertemuan di Wina bulan lalu berkaitan dengan penolakannya atas tuduhan-tuduhan melakukan pembuatan senjata-senjata nuklir di waktu lalu, dan juga memperkaya uranium yang menyimpang dari tuntutan PBB. Badan tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam laporan terakhirnya tentang enam tahun Teheran bergiat di bidang nuklir telah menunjukkan gambar-gambar atas kegiatan itu, kata dutabesar Jerman Ruediger Luedeking kepada badan 35 anggota IAEA. "Iran masih terus mengabaikan permintaan-permintaan masyarakat internasional," kata Luedeking, yang berbicara atas nama apa yang dinamakan EU-3 yang terdiri Prancis, Jerman dan Inggris. Dewan Keamanan PBB telah memberikan tiga putaran sanksi terhadap Iran karena negara tersebut menolak menghentikan pengayaan uraniumnya, suatu proses yang bisa digunakan untuk pembuatan bom-bom nuklir. Dutabesar Prancis Francois-Xavier Deniau, yang bicara atas nama 27 negara anggota Uni Eropa, juga mengecam pedas Iran bahwa negara itu kurang terbuka dalam melaksanakan program nuklirnya. Kenyataannya Iran memang menolak kedua tuntutan yakni menghentikan pengayaan uranium dan menjelaskan tuduhan-tuduhan bahwa pihaknya melakukan pengkajian persenjataan, yang dianggap membahayakan, kata Deniau. Namun Iran mengatakan, bahwa pihaknya punya hak untuk melakukan pengayaan uranium untuk memproduksi bahan bakar nuklirnya sebagai salah satu penandatangan Perjanjian Non Proliferasi nuklir. Iran juga membantah tuduhan-tuduhan bahwa pihaknya berniat untuk membuat senjata-senjata atom.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008