Jakarta (ANTARA/JACX) - Alipay, anak perusahaan dari Alibaba Group besutan pebisnis China, Jack Ma, baru-baru ini diklaim menjadi alat bayar nontunai asing pertama di Indonesia dan mengancam kedaulatan ekonomi dalam negeri.
Seorang pemilik akun Facebook, dalam unggahannya pada 14 Mei 2019, membagikan narasi yang menyatakan Alipay disahkan di Indonesia menggunakan nama "DANA". Penggantian nama itu dimaksudkan agar masyarakat tidak curiga.
Kontek Facebook tersebut menuturkan masyarakat Indonesia perlu mewaspadai kehadiran DANA karena dianggap mengancam kedaulatan ekonomi dalam negeri.
Alasannya, segala transaksi keuangan yang masuk dalam layanan dompet digital itu disebut berpeluang dimanfaatkan China untuk mengendalikan arus uang dan retail di Tanah Air.
Selain memuat narasi yang sebagian besar membahas salah satu perusahaan jasa pembayaran nontunai, pemilik akun Facebook ini juga menyertakan gambar lingkaran abu-abu bertuliskan "Lima E-Money yang Populer di Indonesia".
Hingga Kamis (5/12), unggahan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak dua kali, dan mendapatkan empat komentar.
Cek fakta: Survei: Pengguna dompet digital mayoritas transaksi retail
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara pada Kamis, tulisan soal Alipay tersebut telah tersebar di Facebook sejak 2018.
Kendati demikian, narasi itu terlihat paling masif dibagikan pada pertengahan Desember 2018, yakni pada 8 hingga 17 Desember 2018.
Communication Officer DANA Chrisma Albandjar pun menanggapi kabar yang beredar di Facebook tentang perusahaannya itu.
Dilansir dari laman resmi Kominfo di Jakarta, pada Kamis, Chrisma membantah isu tersebut. Dia menjelaskan DANA bukanlah e-money asing.
"Dana adalah PT Elang Sejahtera yang merupakan usaha dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK). EMTEK memiliki kerja sama dengan Ant Financial, pemilik Alipay," ujar Chrisma.
"Dengan kerja sama antara Emtek dan Ant Financial, DANA mendapatkan dukungan teknologi dari Ant Financial. Teknologi Alipay sudah diakui keamanan dan kehandalannya di dunia transaksi digital," katanya.
Chrisma juga membantah narasi yang menyatakan DANA turut menyalurkan uang dari Indonesia ke luar negeri. Alasannya, karena segala transaksi di DANA dikelola oleh bank di Indonesia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unggahan terkait DANA yang banyak disebar melalui Facebook itu merupakan kumpulan narasi yang tidak disertai dengan informasi valid.
Cek fakta: Asosiasi reksa dana harapkan plaform digital dongkrak investasi mikro
Cek fakta: Uang digital DANA tambah fitur zakat
Cek fakta: Menteri Keuangan AS sangat khawatir tentang mata uang kripto Libra
Pewarta: Tim Jacx dan Kominfo
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019