Jakarta, (ANTARA News) - BUMN berskala besar diminta mengalihkan dana dolar AS ataupun dalam bentuk valuta asing (valas) lainnya ke dalam negeri sebagai salah satu upaya mengantisipasi krisis ekonomi global. "Daripada di parkir di luar negeri lebih baik dialihkan ke sistem perbankan domestik, karena saat ini kita (Indonesia) sedang butuh devisa," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil di Kantor Menneg BUMN, Jakarta, Senin. Menurut Sofyan, BUMN besar yang diarahkan untuk menarik dananya dari luar negeri itu antara lain Pertamina, Telkom, PLN, Aneka Tambang, Perusahaan Gas Negara (PGN), dan Timah. "BUMN-BUMN yang memiliki kelebihan likuiditas seperti itu, memiliki dana dalam bentuk dolar AS di perbankan luar negeri. Tetapi, untuk menariknya ke dalam negeri kami juga akan mempertimbangkannya, karena bisa saja untuk keperluan BUMN yang bersangkutan misalnya dana untuk berjaga-jaga," katanya. Sofyan Djalil mengatakan,kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham BUMN, juga akan menyinkronkan dana-dana BUMN yang ada di luar negeri dengan proyek-proyek yang dimiliki perseroan. "BUMN yang "over exposure" perlu ditinjau ulang, kecuali dana yang digunakan untuk proyek-proyek yang pembiayaannya sudah jelas," tegas Sofyan.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008