Makassar (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan keyakinannya yang kuat perekonomian Indonesia bisa bertahan terhadap imbas krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat. "Ekonomi kita akan alami penurunan, tetapi saya yakin penurunan itu tak akan sebesar negara lain," kata Wapres Jusuf Kalla saat menjadi pembicara utama pada reuni akbar Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) di Makassar, Sulsel, Senin. Menurut Wapres, dengan adanya krisis ekonomi di AS ,maka ekspor Indonesia akan mengalami penurunan. Namun dengan kekuatan ekonomi dan pasar dalam negeri, Indonesia akan bisa mengatasi hal tersebut. "Saya percaya dengan 240 juta konsumen dalam negeri (Indonesia) akan bisa pertahankan ekonomi kita," kata Wapres. Dalam kesempatan itu Wapres menceritakan terjadinya krisis ekonomi di AS. Menurut Wapres, krisis ekonomi di AS dimulai karena adanya perang di Irak dimana AS mengeluarkan uang begitu besar untuk mendanai perang tersebut. Akibatnya, terjadi defisit anggaran. Untuk menutup defisit tersebut, maka bunga bank dinaikkan. Naiknnya suku bunga bank membuat para konsumen perumahan yang mengambil kredit tidak mampu membayar hutangnya. Dengan demikian, terjadi banyak kredit macet yang langsung berdampak pada bank yang kolaps. Wapres juga menjelaskan ada perbedaan mendasar antara krisis ekonomi tahun 1998 dan krisis saat ini. Jika pada krisis 1998 dahulu, Indonesia yang mengalami defisit sehingga mengalami gagal bayar (default) dan banyak hutang, namun saat ini justru terbalik, AS lah yang default. "Tapi ekonomi kita lebih kuat saat ini jika dibanding dulu, sehngga ekonomi kita akan bisa atasi hal itu," kata Wapres. (*)
Copyright © ANTARA 2008
Masa segampang itu? Belum dengar tentang \'subprime mortgage\' ,\'collateralized debt obligations\', dll? Sebabnya: bank2 meminjamkan uang sembarangan, tanpa minta bukti2 yg nunjukkin orang2 bisa bayar. Lalu utang para pembeli rumah ini dijual ke investor. Dengan dipaket yg terlalu rumit sehingga tidak bisa dihitung nilainya. Ini baru sebagian ceritanya! Yg pasti, tidak sesederhana itu masalahnya.