sentimen positif datang dari laporan berita bahwa China dan AS bergerak lebih dekat pada kesepakatan perdagangan sebelum 15 Desember 2019.

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis, diprediksi masih melanjutkan penguatan dalam dua hari terakhir.

"Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan akan menguat tipis," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Dari eksternal, sentimen positif datang dari laporan berita bahwa China dan AS bergerak lebih dekat pada kesepakatan perdagangan sebelum 15 Desember 2019.

Dari dalam negeri, perkembangan ekonomi Indonesia mencatatkan tren positif, kendati dihadapkan pada i gejolak ekonomi yang tengah melanda dunia.

Jika dibandingkan ekonomi Indonesia masuk dalam peringkat tiga di antara negara-negara G20. Posisi Indonesia tersebut berada di bawah India dan Cina.

Baca juga: Dolar AS melemah tertekan beberapa data ekonomi negatif

Indonesia dapat menghadapi hantaman tersebut dengan memperkuat fiskal serta menjaga konsumsi dalam negeri.

Sementara itu, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ada di kisaran 5.04-5,05 persen. Proyeksi tersebut meleset dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,3 persen.

Pemerintah tetap fokus memperbaiki daya kompetisi dan produktivitas ekonomi melalui kebijakan investasi, perdagangan dan pembangunan infrastruktur, serta perbaikan kualitas.

Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.080 per dolar AS hingga Rp14.125 per dolar AS.

Pada pukul 10.46 WIB, rupiah menguat 11 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.094 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.094 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.125 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 10 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019