Cianjur (ANTARA News ) - Menginjak emapat hari setelah lebaran, hari Minggu, arus kendaraan yang melintas di kawasan Puncak-Cipanas padat merayap.Antrian panjang kendaraan selama beberapa puluh menit, terjadi di beberapa titik rawan macet seperti pertigaan menuju Kebun Raya Cibodas dan pertigaan Hanjawar.Pantauan ANTARA News di kawasan Puncak, antrian kendaraan terjadi dari pagi hingga sore hari di kedua jalan itu, menuju Cipanas.Pasalnya arus kendaraan tersendat akibat keluar masuknya kendaraan menuju tempat wisata yang ada di sepanjang jalur itu dan dari Factory Outlet serta rumah makan. Kepala Pos Pam 2 di Jalan Raya Cimacan AKP Warsono, membenarkan hal tersebut, sehingga pihaknya memberlakukan dua arah menuju Bandung dan satu arah menuju Jakarta. Pagar pembatas jalan terpaksa dipasang guna menghindari macet total di sepanjang jalur utama Puncak-Cianjur itu. "Lonjakan pengujung terjadi dari pagi hingga sore ini, sebagian besar dengan tujuan tempat wisata yang ada di kawasa ini," kata Warsono. Meskipun lonjakan pengujung mencapai 500 kendaraan setiap menitnya ungkap Warsono, namun tidak terjadi kemacetan yang panjang. Antrian kendaraan sempat terjadi sepanjang empat kilometer, namun masih dapat merayap. "Laju kendaraan merayap tidak sampe berhenti," tandasnya. Sementara itu, petugas di Pos Aju di perempatan Jalan Dr Muwardi, Cianjur, mengarahkan kendaraa pemudik yang hendak kembali ke rantaunya tujuan Jabodetabek, ke jalur alternatif, seperti Sukabumi dan Jonggol, meskipun kondisi jalannya rusak dan tidak layak dilalui kendaraan kecil milik pemudik. Kabag Ops Polres Cianjur Kompol Apriyanto, memperkirakan lonjakan arus balik yang akan melintas di jalur utama Cianjur-Puncak, terjadi malam ini. Untuk itu, katanya, pihaknya menempatkan ratusan anggota di sepajang jalur tersebut, guna antisifasi terjadinya macet total. "Mala mini dierkirakan akan terjadi puncak arus balik yang akan melintas di jalur Cianjur-Puncak. Kemungkinan besar akan diberlakukan sitem buka tutup satu arah," kata Apriyanto.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008