Jakarta (ANTARA) - Dana sebesar 262 juta dolar AS untuk subsidi vaksin pneumokokus seharusnya tidak diberikan kepada perusahaan farmasi raksasa, kata Dokter Lintas batas ( Médecins Sans Frontières /MSF), suatu organisasi kemanusiaan internasional non-pemerintah di bidang medis.

MSF, yang juga dikenal sebagai organisasi Dokter Lintas Batas, meminta anggota dewan Aliansi Vaksin (Gavi) untuk segera berhenti membayarkan uang sisa subsidi sebesar 262 juta dolar AS kepada korporasi besar farmasi, Pfizer dan GlaxoSmithKline (GSK), untuk vaksin pneumokokus.

MSF dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu, menyerukan bahwa sisa dana itu lebih baik digunakan untuk mendukung penentuan harga yang lebih terjangkau bagi vaksin pneumokokus yang diperkirakan akan segera dipasarkan.

"Pfizer dan GSK telah menuai lebih dari cukup banyak uang donor untuk vaksin pneumokokus, di atas hampir 50 miliar juta dolar AS dalam penjualan yang telah mereka hasilkan selama 10 tahun terakhir dari vaksin, jadi sudah waktunya bagi Gavi untuk menghentikan pembayaran ke raksasa farmasi," kata Kate Elder, Penasihat Senior Kebijakan Vaksin, Kampanye Akses MSF.

"Daripada mengumpulkan lebih banyak uang di Pfizer dan GSK, Gavi harus mulai mendukung negara-negara untuk mempersiapkan pemasok alternatif yang menjanjikan harga vaksin pneumokokus yang lebih rendah untuk semua negara," ujar Elder.

Gavi, Aliansi Vaksin, menggunakan dana donor untuk membayar vaksin di negara-negara termiskin.

Menyadari bahwa vaksin baru sering membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk mencapai negara-negara berkembang setelah diperkenalkan di negara-negara berpenghasilan tinggi, pada 2007 Gavi dan enam donor -- Italia, Inggris, Kanada, Rusia, Norwegia, dan Yayasan Bill & Melinda Gates -- membentuk dana khusus yang disebut Advance Market Commitment (AMC) untuk mempercepat peluncuran global vaksin pneumokokus yang dapat menyelamatkan jiwa manusia di negara-negara miskin.

Dana khusus itu, AMC, juga bertujuan untuk mendukung produsen vaksin untuk memproduksi versi vaksin pneumokokus yang sesuai dan terjangkau.

Para donor menjanjikan 1,5 miliar dolar AS dalam dana subsidi khusus yang digunakan untuk mengganti harga dasar vaksin pneumokokus yang dibebankan oleh masing-masing perusahaan.

Pfizer dan GSK menagih Gavi sekitar 9 dolar AS untuk setiap anak yang akan divaksinasi di negara-negara termiskin, dan kemudian menerima tambahan dari subsidi yang membuat setiap perusahaan dibayar 21 dolar AS per anak secara total.

Di negara-negara berpenghasilan menengah yang tidak memenuhi syarat untuk dukungan Gavi, Pfizer dan GSK telah membebankan biaya sebesar 80 dolar AS per anak (melalui Divisi Pasokan UNICEF) untuk vaksin pneumokokus. Alhasil, banyak dari negara tersebut belum mulai menggunakan vaksin sama sekali.

Sejauh ini, dana sebesar 1,2 miliar dolar AS telah diperoleh oleh perusahaan farmasi Pfizer dan GSK melalui AMC, dan sebesar 262 juta dolar AS masih tersisa dalam dana khusus.

Karena dana AMC seharusnya mendorong produsen baru untuk memasuki pasar dan membantu menurunkan harga, MSF meminta Gavi untuk mencadangkan sisa dana di bawah AMC untuk para produsen baru vaksin pneumokokus yang menawarkan versi vaksin dengan harga yang lebih terjangkau dalam waktu dekat.

Vaksin pneumokokus alternatif pertama dari produsen India diharapkan akan tersedia dalam beberapa bulan ke depan dan dijanjikan akan dipasarkan dengan harga jauh lebih murah daripada produk Pfizer dan GSK.

Para produsen farmasi India itu telah menyatakan sebelumnya bahwa mereka berencana untuk menjual vaksin sekitar 6 dolar AS per anak ke Gavi dan negara-negara termiskin, dan tidak lebih dari 11 dolar AS di negara-negara berpenghasilan menengah.

Memiliki vaksin versi harga terjangkau dari produsen baru akan menawarkan kesempatan lebih baik untuk membiayai sendiri vaksin pneumokokus untuk negara-negara yang belum menggunakan vaksin itu dalam program mereka dan bagi mereka yang akan kehilangan dukungan Gavi di masa depan.

Beralih ke versi yang lebih terjangkau juga berpotensi menghasilkan penghematan hingga satu miliar dolar AS untuk Gavi pada periode keuangan mendatang.

“Kami berharap bahwa dengan berakhirnya duopoli cepat Pfizer/GSK, semakin banyak negara -- yang belum mampu melindungi anak-anak mereka dari pneumonia karena vaksin yang mahal -- sekarang akan dapat melakukannya,” kata Miriam Alia dari MSF.
Baca juga: Negara Miskin Dapat Subsidi Penyediaan Vaksin Pneumococcal
"Tidak masuk akal bahwa hampir 20 tahun setelah vaksin pneumokokus pertama kali tersedia, lebih dari 55 juta anak di dunia masih belum menerimanya," lanjut Miriam.

Sekitar seperempat dari negara di dunia belum dapat menyediakan vaksin untuk melindungi anak-anak dari pneumonia yang disebabkan tingginya harga yang dibebankan oleh Pfizer dan GSK.

Pneumonia menyebabkan lebih dari seperempat dari keseluruhan angka kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun secara global di mana hampir satu juta jiwa muda hilang setiap tahun.

Dengan masuknya produk vaksin yang lebih terjangkau, negara-negara di dunia harus dapat mulai menggunakan vaksin secara rutin dalam program vaksinasi mereka.

"Para donor yang mendukung dana AMC harus mengambil langkah-langkah mendesak untuk menghentikan subsidi lebih lanjut untuk Pfizer dan GSK untuk vaksin yang telah mereka terima dengan murah hati. Sudah waktunya sekarang untuk memecahkan duopoli Pfizer/GSK yang ada dan memegang uang publik lebih lanjut untuk vaksin yang benar-benar baru dan lebih terjangkau," kata Elder.
Baca juga: Raksasa Farmasi Inggris GSK PHK Ribuan Pegawai
Baca juga: GSK akan pasarkan vaksin malaria pertama dunia

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019