Ambon (ANTARA News) - Pesawat Sriwijaya Air dari Bandara Internasional Pattimura Laha Ambon pada Sabtu, tertunda akibat seekor burung yang terbang nyasar masuk dalam sayap kiri pesawat dan sempat menimbulkan percikan api, sehingga sang pilot terpaksa mendaratkan kembali pesawatnya ke Bandara Pattimura.Sales & Marketing Supervisor Kantor Cabang Sriwijaya Air Ambon, Djajat Djatika ketika dikonfirmasi ANTARA News, Minggu, mengatakan, sebetulnya pesawat itu masih bisa terbang sampai Makassar, tapi karena sejumlah penumpang dalam pesawat sudah panik, akibatnya pilot memutuskan untuk mendaratkan kembali pesawatnya di Bandara Pattimura Laha Ambon.Menurut dia, pesawat itu masih layak terbang dan sama sekali tidak ada gangguan teknis, sehingga gangguan seperti itu masih bisa diatasi.Pesawat jenis Boeing dengan nomor penerbangan 593 yang mengangkut penumpang 114 orang itu, dilaporkan tinggal landas dari bandara Pattimura pukul 18:30 WIT, dan sudah terbang sekitar 50 menit, kemudian balik ke Ambon setelah diketahui ada ada seekor burung yang terbang nyasar dan terperangkap dalam sayap kiri pesawat. "Yang keluar dari bagian sayap kiri pesawat berpenumpang di atas 100 orang saat itu, bukan lagi percikan api tapi sebenarnya berupa bola api sampai dua kali, dan kami mencium bau hangus yang menyengat di dalam pesawat," tutur sejumlah saksi mata yang ikut dalam penerbangan itu. Menurut mereka, pesawat tersebut harus berangkat dari Bandara Pattimura pada pukul 12:40 WIT namun ditunda sampai pukul 15:30 WIT tanpa alasan jelas, kemudian terjadi penundaan lagi sampai pukul 18:30 WIT baru lepas landas. Namun setelah pesawat lepas landas dan mulai terbang menuju Makasar sekitar 50 menit perjalanan, para penumpang dibuat panik sebab melihat semburan bola api keluar dari sayap kiri pesawat. "Saat semburan bola api pertama, penumpang mulai ribut dan menuntut seharusnya pesawat terbang kembali ke Ambon, namun kru pesawat mengumumkan adanya gangguan mesin akibat seekor burung yang terbang nyasar masuk sayap kiri pesawat," tutur beberapa penumpang. Kemudian ketika terjadi semburan api untuk kedua kalinya, para penumpang kembali ribut dan menuntut pesawat terbang kembali ke Ambon, sebab ada salah satu penumpang yang pingsan dan permintaan itupun akhirnya dipenuhi. Setelah mendarat di bandara Pattimura, para penumpang dikumpulkan dan mendengar penjelasan kru pesawat bahwa saat itu mereka sudah terbang pada ketinggian 500 kaki dari permukaan laut dan sekitar 30 menit lagi bisa mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makasar. Kru pesawat juga membawa seekor burung yang sudah mati sebagai bukti untuk diperlihatkan kepada para penumpang, namun mereka ragu sebab burung tersebut memang terlihat lehernya sudah patah tapi bulu-bulunya tidak berantakan ataupun hangus terbakar saat tersedot ke dalam sayap kiri pesawat. Kebanyakan penumpang kembali mendapatkan uang tiketnya, sedangkan sebagian kecil memilih tetap bertahan untuk diberangkat pada Minggu (5/10), dengan pesawat Sriwijaya lain yang akan masuk Ambon.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008