Paris (ANTARA News) - Para pemimpin beberapa perekonomian terbesar dunia, Sabtu, menyambut baik persetujuan Kongres AS atas rencana penyelamatan Wall Street senilai 700 miliar dolar, dengan menyebut paket dana talangan itu sebagai langkah yang bertanggungjawab dan perlu."Saya merasa bahagia" atas rencana penyelamatan AS, kata Menteri Ekonomi Prancis, Christine Lagarde, seperti dilaporkan AFP. "Langkah itu perlu dilakukan".Di Brussels, Kepala Komisi EU, Jose manuel Barroso, mengatakan para anggota lembaga legislatif AS telah "memperlihatkan tanggungjawab" dalam mengatasi krisis finansial, yang sebagian besar dipicu oleh krisis kredit macet sektor perumahan AS."Dengan meloloskan Program Pemulihan Aset Bermasalah, para anggota Kongres AS telah memperlihatkan tanggungjawabnya," kata Barroso, seraya menambahkan Uni Eropa (EU) yang beranggotakan 27 negara telah "memikul tanggungjawabnya dalam mengatasi gejolak dan terus berbuat demikian." DPR AS telah menyetujui penyelamatan Wall Street senilai 700 miliar dolar yang sudah direvisi, Jumat, pada upaya yang keduanya, dengan tunduk pada tekanan kuat untuk membantu mencegah terjadinya krisis ekonomi global.Presiden George W. Bush menandatangani rancangan undang-undang itu dan Menteri Keuangan Henry Paulson berjanji akan "bergerak cepat" untuk melaksanakan rencana tersebut, intervensi ekonomi pemerintah AS terbesar sejak Depresi Besar pada dekade 1930-an.China, salah satu perekonomian terbesar Asia, menyatakan pemerintahnya "telah mengikuti dengan seksama perkembangan krisis finansial AS dan dampaknya," kata jurubicara Bank Rakyat China.Sambil menyambut diterimanya rencana penyelamatan AS itu, China juga "berharap rencana itu akan dilaksanakan secepat mungkin dan mencapai hasil yang positif," kata jurubicara bank sentral China."China dan AS memiliki kepentingan bersama untuk membuat pasar finansial stabil," katanya.Penyelamatan itu menciptakan program federal bernilai miliaran dolar yang mkemberikan kekuasaan kepada Departemen Keuangan untuk menalangi kredit perumahan yang bermasalah yang telah mencekik industri finansial. (*)

Copyright © ANTARA 2008