Sukabumi (ANTARA News) - Untuk mengantisipasi kemacetan akibat lonjakan arus mudik dan padatnya kendaraan ke Pelabuhanratu, arus balik kendaraan pemudik yang melintasi wilayah Sukabumi bagian utara mulai dialihkan ke sejumlah jalur alternatif."Saat ini kondisi jalur Sukabumi bagian utara, seperti Cicurug dan Cibadak mulai padat. Sehingga, kami terpaksa mengalihkan sebagian kendaraan, khususnya kendaraan pribadi untuk melewati jalur alternatif," kata Kasatlantas Polres Sukabumi, AKP Endy Sugandi, hari Sabtu.Ia memprediksi puncak kepadatan arus balik di bagian utara Sukabumi akan terjadi pada Sabtu malam (H+3) hingga Minggu (5/10) nanti karena banyak warga yang kembali untuk bekerja dan banyaknya warga yang berwisata ke Pelabuhanratu, khususnya dari arah Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Sehingga, pihaknya menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas pada saat tersebut, yakni pengurangan kepadatan kendaraan dengan membuka jalur alternatif di daerah Tenjo Ayu, Kecamatan Cicurug dan Nagrak, Kecamatan Nagrak. "Kami juga melakukan sistem buka tutup untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan membuat jalur khusus untuk angkot yang sering membuat arus kendaraan menjadi tersendat," katanya seraya menyebutkan daerah yang rawan terjadi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, yakni di daerah Cicurug dan Cibadak. Menurut dia, jumlah kendaraan yang melintasi jalur Cicurug dan Cibadak bisa mencapai 6.000 per hari setelah lebaran ini, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat karena banyak warga Jabodetabek yang ingin berwisata Pelabuhanratu dan banyak pemudik yang kembali untuk bekerja. "Kendaraan roda dua bisa mencapai 5.000 motor, sementara kendaraan roda empat bisa mencapai seribu kendaraan," katanya. Ia menyebutkan, tak jarang bus jurusan Bogor-Bandung melintasi Sukabumi untuk menghindari kemacetan di Puncak, Bogor, sehingga jalur Cicurug dan Cibadak menjadi semakin padat. "Mobil pribadi akan dialihkan ke jalur alternatif, sementara bus tetap melintasi jalur biasa," kata Endy Sugandi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008