Den Haag (ANTARA News) - Masyarakat Belanda akan mendapat suguhan tontonan Film "Ayat-Ayat Cinta" yang merupakan karya Sutradara Hanung Bramantyo, pada 26 Oktober 2008 di Museon, Stadhouderslaan 37, 2517 HV Den Haag.Film yang merupakan adopsi dari hasil karya (novel) Habiburrahman El Shirazy ini, merupakan persembahan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag.Menurut Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Junus Effendi Habibie, film ini sengaja dipertontonkan kepada masyarakat Belanda dan warga negara Indonesia yang berada di Belanda untuk menunjukkan bagaimana sesungguhnya kehidupan dan kepribadian umat muslim terhadap mereka yang berbeda agama.Dalam film itu lanjut saudara mantan Presiden Indonesia, BJ Habibie ini, menggambarkan bagaimana sosok Fakhri mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di negeri Timur Tengah bersahabat dengan orang non Muslim. Bahkan rasa saling menghargai dan tolong menolong diantara mereka, tidak mengenal agama. Islam dalam film itu, digambarkan penuh dengan kedamaian dan keramahan. Tidak ada satupun yang menunjukkan adanya tindakan kekerasan seperti yang banyak dikhawatirkan kamu non muslim. JE Habibie mengakui bahwa sebagian masyarakat Belanda masih ada yang paranoid dengan Islam seperti pada kelompok-kelompok Geert Wilders yang pernah mendapat kecaman dari beberapa kaum muslim di dunia terkait dengan film yang pernah dibuatnya tentang Islam. Dalam film tersebut, Wilders menggambarkan kekerasan dan memperlihatkan peristiwa seakan-akan Islam bertanggung jawab dengan semua peristiwa kekerasan yang terjadi. "Tidak benar kalau Islam itu identik dengan kekerasan. Kami akan buktikan kepada dunia bahwa Islam itu merupakan agama yang rukun. Kita juga nantinya akan melakukan open house kepada seluruh masyarakat Belanda pasca hari Natal," jelas Habibie. "Kita juga sudah menjelaskan kepada orang-orang Belanda bahwa Indonesia bukanlah negara Islam meski penduduknya banyak yang muslim," katanya dan menambahkan bahwa selain film Ayat-Ayat Cinta, KBRI juga akan mempersembahkan film Cut Nyak Dien, Denias, Nagabonar dan Kartini.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008