Sumber utama perlambatan ekonomi Sumbar berasal dari tren penurunan pertumbuhan investasi swasta sejak tahun lalu, rendahnya permintaan global dan proteksi perdagangan internasional yang berdampak pada kinerja ekspor.

Padang, (ANTARA) - Bank Indonesia memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada 2019 melambat, berada pada rentang 4,8 persen hingga 5,2 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan 2018 yang berada pada posisi 5,14 persen.

"Sumber utama perlambatan ekonomi Sumbar berasal dari tren penurunan pertumbuhan investasi swasta sejak tahun lalu, rendahnya permintaan global dan proteksi perdagangan internasional yang berdampak pada kinerja ekspor," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu pada pertemuan tahunan BI Sumbar 2019 dengan tema Sinergi Transformasi dan Inovasi Menuju Indonesia Maju dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Prayitno , bupati, wali kota dan pemangku kepentingan terkait.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi kunci hindari jebakan pendapatan menengah

Menurutnya sektor yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Sumbar pada 2019 diperkirakan berasal dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan peningkatan konsumsi pemerintah.Sedangkan kondisi harga komoditas yang terus turun diperkirakan menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi, kata dia.

Selain itu sektor pertanian dan industri pengolahan juga tumbuh melambat seiring dengan menurunnya harga komoditas dunia.

"Sektor transportasi juga mengalami kontraksi akibat penaikan harga tiket pesawat," kata dia.

Sementara sektor konstruksi dan perdagangan diperkirakan menjadi penahan perlambatan ekonomi Sumbar 2019.

Pada sisi lain ia menilai pariwisata merupakan roh penggerak ekonomi di provinsi itu akan tetapi sektor tersebut belum tergarap secara optimal.

"Hampir semua wisatawan yang datang ke Sumbar memuji dan mengagumi keindahan alamnya, akan tetapi belum dieksplorasi secara mendalam," kata dia.

Menurutnya kendati alam Sumbar diakui keindahannya namun selama ini belum optimal dalam mempromosikannya.

Baca juga: BI proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1-5,5 persen pada 2020

Wahyu menyampaikan salah satu yang sedang dilakukan saat ini adalah membuat konsep pengembangan pariwisata Sumbar.

Selain itu saat ini Bank Indonesia Sumbar mewajibkan karyawan pada hari tertentu memakai pakaian dari kain songket sebagai sarana promosi dan menghidupkan produk UKM di Sumbar, ujarnya.

Ia menilai langkah kecil ini akan mendorong UKM bergairah dan jika itu dilakukan secara masif oleh kepala daerah akan lebih berkembang lagi.

Pada sisi lain ia melihat pengembangan pariwisata di Sumbar sejalan dengan pengembangan ekonomi syariah.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019