Pada November tahun ini, NTP hortikultura turun 1,79 persen dan tanaman perkebunan rakyat turun 6,73 persen

Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai tukar petani (NTP) pada November 2019 sebesar 79,97 atau turun 3,07 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya 82,51, karena menurunnya harga lada, karet dan hortikultura petani.

"Pada November tahun ini, NTP hortikultura turun 1,79 persen dan tanaman perkebunan rakyat turun 6,73 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan 0,74 persen, peternakan 0,58 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,68 persen, namun demikian belum bisa meningkatkan NTP.

"Penurunan harga cabai, tomat, sayur mayur lada, karet petani cukup mempengaruhi NTP mengalami penurunan yang akan mengurangi minat petani mengembangkan usaha pertaniannya," ujarnya.

Menurut dia indeks harga yang diterima petani (It) pada November 2019 mengalami penurunan 3,37 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 106,16 menjadi 102,58.

"Penurunan lt terjadi karena turunnya tanaman perkebunan rakyat sebesar 7,07 persen dan hortikultura 1,98 persen. Sedangkan kenaikan It terjadi pada tanaman pangan sebesar 0,41 persen, peternakan 0,39 persen dan perikanan 0,45 persen," katanya.

Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) juga mengalami penurunan 0,31 persen jika dibandingkan Oktober 2019, yaitu dari 128,67 menjadi 128,27. Penurunan Ib karena turunnya Ib pada semua subsektor.

Penurunan tertinggi disumbangkan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,36 persen, diikuti subsektor tanaman pangan sebesar 0,32 persen, subsektor perikanan sebesar 0,24 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,20 persen, dan subesktor peternakan sebsear 0,19 persen.

"Pada November 2019, terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,38 persen. Terjadinya deflasi disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu subkelompok bahan makanan sebesar 1,16 persen," ujarnya.

Baca juga: Kemendag: Pertemuan IPC produsen lada bahas stabilisasi harga dunia

Baca juga: Indonesia upayakan stabilitas harga lada dunia

Pewarta: Aprionis
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019