Jakarta (ANTARA) - Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo mengaku sudah bersepakat bersama Airlangga Hartarto untuk menyatukan dua gerbong dalam kepengurusan partai.
"Kami sudah sepakat dua gerbong ini akan disatukan. Jadi, semangat rekonsiliasi inilah yang kemudian mendorong kita berdua untuk melakukan rekonsiliasi," katanya, di sela pembukaan Munas Partai Golkar, di Jakarta, Selasa.
Bamsoet, sapaan akrab Bambang yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI itu menegaskan rekonsiliasi itu dilakukan demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
"Agar keutuhan Partai Golkar. Itulah cara-cara kami menyelesaikan persoalan," katanya.
Dalam mengambil keputusan untuk mundur dari pencalonan ketua umum Partai Golkar, ia pasti mencermati perkembangan situasi menjelang munas Golkar.
Tak lupa, Bamsoet juga meminta nasihat dan pertimbangan dari para senior di Partai Golkar agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
"Setelah saya cermati perkembangan terakhir maka saya memutuskan (mundur). Atas saran nasihat dan pendapat dari para senior. Yang paling penting bagi Partai Golkar adalah kita melakukan rekonsiliasi supaya adem, itu sudah saya lakukan," kata Bamsoet.
Bamsoet berharap jika Airlangga terpilih kembali sebagai Ketua Umum Partai Golkar bisa menjalankan tugas-tugas kepartaian yang lebih baik lagi ketimbang periode-periode sebelumnya.
Sebelumnya, Bamsoet telah menyampaikan pengunduran dirinya dari pencalonan ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk saran dari para senior.
Sebagaimana diwartakan, Partai Golkar akan menggelar munas yang berlangsung pada 3-5 Desember 2019, salah satu agendanya adalah memilih Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.
Baca juga: Di hadapan Presiden, Airlangga Hartarto puji Bamsoet
Baca juga: Mundur sebagai calon ketua umum Golkar, Bamsoet akui legawa
Baca juga: Konsultasi senior, Bamsoet mundur dari pencalonan Ketua Umum Golkar
Baca juga: Airlangga: Munas Golkar jadi munas yang adem
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019