Pontianak (ANTARA News) - Sekilas, wesel hanya menjadi sarana untuk mengirim uang secara mudah, murah dan cepat dengan memanfaatkan jasa layanan di Kantor Pos di seluruh Indonesia. Namun bagi Iskandar, Manajer Layanan Keuangan Kantor Pos Besar Pontianak, Jumat, wesel juga menunjukkan sebaran masyarakat Kalimantan Barat ke berbagai negara di seluruh dunia. "Dari pengiriman wesel melalui Western Union di Kantor Pos Besar Pontianak, tidak hanya di negara-negara terdekat seperti Malaysia," kata Iskandar. Setiap bulan, lanjut dia, ada warga Pontianak yang mengirim uang untuk saudaranya di Republik Azerbaijan. Republik Azerbaijan adalah sebuah negara di Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya. Berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Georgia dan Armenia di barat, dan Iran di selatan. Ada juga warga Pontianak yang rutin menerima kiriman dari Gabon, sebuah negara di Afrika bagian barat yang hari kemerdekaannya sama dengan Indonesia. "Ada juga warga Kalbar yang sudah menjadi warga negara Amerika Serikat," katanya. Sementara menjelang Idul Fitri 1429 Hijriyah, pengiriman uang dari luar negeri ke Pontianak paling banyak berasal dari Malaysia, lalu Brunei Darussalam dan Arab Saudi. Menurut Iskandar, dalam hari kerja biasa ada sekitar 30 orang yang menggunakan jasa Western Union baik untuk menerima maupun mengirim uang. "Menjelang Idul Fitri, naik menjadi 50 orang," katanya. Sedangkan nilai transaksi meningkat sejak H-15 yakni di atas Rp100 juta per hari. Untuk hari kerja biasa, nilai transaksi berkisar Rp30 juta hingga Rp50 juta. Secara regional, jasa pengiriman uang dari dan ke luar negeri melalui Kantor Pos, Kalbar nilainya paling besar menjelang Idulfitri 1429 Hijriyah. Nilai keseluruhan diperkirakan miliran rupiah. "Di dua kasir Western Union Kantor Pos Besar Pontianak sejak awal hingga pekan ketiga September hampir Rp1 miliar," katanya. Angka tersebut belum mencakup kantor pos lain di seluruh Kalbar. Ia berharap, tenaga kerja Indonesia yang hendak pulang ke Indonesia memanfaatkan jasa wesel tersebut untuk menghindari aksi hipnotis yang kerap dialami mereka. "Hanya beberapa menit, kiriman uang sudah sampai ke kota tujuan," kata Iskandar. Nilai setiap transaksi maksimal Rp30 juta. Ia mengaku pernah beberapa kali menemukan tenaga kerja Indonesia dari Malaysia yang menjadi korban hipnotis di perjalanan pulang menuju Pontianak. "Mereka tidak punya uang satu sen pun di dompet. Kalau menggunakan jasa wesel, mungkin tidak akan terjadi," kata dia. Setiap wesel yang dikirim akan mempunyai nomor identifikasi khusus. Nomor tersebut hanya boleh diserahkan ke orang sesuai tujuan pengiriman wesel. (*)
Oleh Oleh Teguh Imam Wibowo
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008