Batam, (ANTARA News) - Meski menjamin keamanan mengonsumi semua produk makanan yang beredar, Pemerintah Singapura berencana membentuk unit forensik untuk mengkaji sumber-sumber kontaminasi pada makanan di masa mendatang. Channel NewsAsia, Kamis, mengatakan unit di bawah Agri-Food and Veterinary Authority (AVA)-- otoritas pengawas produk makanan pertanian dan hewan-- sepertinya akan dioperasikan dalam satu bulan berkaitan dengan merebaknya kasus produk makanan asal China yang mengandung melamin. Dikatakan, belum seorang Singapura pun sakit akibat mengonsumsi makanan tercemar-melamin, tetapi di China empat tewas dan lebih dari 50 ribu balita menderita setelah minum susu formula mengandung melamin kadar rendah. Staf laboratorium di Singapura sejak pertengahan September sibuk menguji 100 contoh makanan setiap hari. Menteri Pembangunan Singapura Mah Bow Tan menegaskan walaupun di negerinya terdapat sistem yang ketat bagi keamanan dan keselamatan konsumen makanan, tetapi tidak ada jaminan di kemudian hari tidak terulang kejadian makanan yang terkontaminasi. Sekarang yang diperlukan adalah sikap tidak hanya tergantung pada bacaan melainkan meningkatkan kewaspadaan mata dan telinga di lapangan, termasuk dengan mitra luar negeri, sehingga berbagai kemungkinan seperti itu dapat dikurangi, katanya. Menurut Mah, AVA telah berbicara dengan 160 importer dan pabrik supaya menarik iklan di koran yang menyatakan produk makanan mereka tidak mengandung susu dari China dan aman untuk dikonsumsi. Pernyataan di koran-koran itu, dipandangnya, membingungkan publik sebab belum sebenuhnya diperiksa. Singapura telah mengindikasikan 10 produk makanan mengandung melamin--bahan pembuatan plastik--tetapi Menteri mengajak rakyatnya supaya tidak bereaksi secara berlebihan. Dalam beberapa bulan, katanya, diharapkan pemerintah dapat menuntaskan pengujian berbagai produk, berdiskusi dengan semua mitra luar negeri, termasuk dengan otoritas makanan China. Sejauh ini, AVA telah menguji 600 dari 1.000 produk makanan asal China, Amerika Serikat, dan Singapura sendiri guna lebih menjamin keamanan dan keselamatan konsumen.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008