Jakarta (ANTARA) - Menyusul ledakan yang terjadi di kawasan Monumen Nasional (Monas) pada Selasa siang, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta pengelola untuk menyisir kawasan secara menyeluruh.
"Tadi pagi saya sudah komunikasi langsung dengan pak Kapolda berbicara mengenai kejadian tadi pagi soal ledakan yang disampaikan beliau adalah granat asap. Kemudian saya langsung panggil juga kepala UPT Monas dan saya instruksikan kepada kepala UPT Monas untuk melakukan semacam penyisiran di seluruh kawasan," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Penyisiran tersebut, kata Anies, dilakukan oleh petugasnya sendiri yang tergabung dalam Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monumen Nasional (Monas).
Jika nantinya ditemukan hal-hal yang dianggap berbahaya, lanjut Anies, nantinya petugas UPT Monas akan berkoordinasi dengan aparat keamanan.
"Kalau ditemukan ada hal-hal yang dianggap berbahaya, laporkan kepada aparat keamanan, karena di sana juga ada aparat keamanan yang bertugas. Jadi itu yang kami lakukan," ucapnya.
Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi di kawasan Monas saat beberapa anggota TNI berolah raga pada Selasa pagi.
Baca juga: Masyarakat tetap antusias berlibur ke Monas pascaledakan
Baca juga: Fadjroel: Tak ada kekhawatiran dampak ledakan Monas terhadap investasi
Baca juga: Ledakan di Monas, Kapolda imbau masyarakat tetap tenang
Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya telah mengerahkan tim guna menyelidiki ledakan yang melukai dua anggota TNI, yakni Serma Fajar dan Praka Gunawan.
Kapolda Metro Jaya Insepktur Jendral Polisi Gatot Eddy Pramono menyebut dugaan ledakan di kawasan Monumen Nasional (Monas) berasal dari granat asap yang ditemukan oleh anggota TNI.
"Dugaan sementara hasil temuan tim di lapangan, berasal dari granat asap," ujar Gatot dalam jumpa pers di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa.
Gatot menyebut sementara ini tim dari Pusat Laboratorium dan Forensik Polri menyelidiki dugaan granat asap tersebut bisa meledak tiba-tiba.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019