Komoditas pangan yang mengalami surplus itu antara lain, beras yang surplus sebanyak 3,6 juta ton,...

Semarang (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Agus Suryanto mengungkapkan sejumlah komoditas pangan di provinsi setempat mengalami surplus menjelang Hari Raya Natal dan tahun baru sehingga siap untuk disuplai ke daerah lain.


"Komoditas di Jateng surplus sehingga siap jika diminta untuk menyuplai daerah lain yang defisit pangan menjelang Natal dan tahun baru," katanya di Semarang, Selasa.

Komoditas pangan yang mengalami surplus itu antara lain, beras yang surplus sebanyak 3,6 juta ton, sedangkan tingkat konsumsi beras di Jateng adalah 3,2 juta ton per tahun atau 94 kilogram per kapita, padahal kemampuan produksi beras provinsi setempat mencapai 6,9 juta ton.

Pada komoditas daging, kata dia, Jateng dikenal sebagai penyangga kebutuhan daging Jabodetabek dengan suplai 70 ribu ekor per tahun.

"Ketersediaan suplai daging di Jawa Tengah juga surplus karena dalam satu tahun kita memiliki sapi potong sebanyak 1,6 juta ekor, kambing m 4 juta ekor, dan domba 2 juta ekor," ujarnya.

Baca juga: BPS Jateng: Kenaikan harga jeruk jadi pemicu inflasi pada November


Guna mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang libur Natal dan tahun baru, Pemprov Jateng telah memperlebar distribusi ke seluruh daerah, sedangkan kenaikan harga bakal diantisipasi dengan mengelar operasi pasar.

"Kita ada 200 lembaga usaha pangan masyarakat ditambah 850 toko tani untuk mengatasi distribusi tersalur dan harga stabil. Sebagai contoh, jika harga beras di toko mencapai Rp9.500, di toko tani harga beras hanya Rp8.800," katanya.

Dengan kemampuan tersebut, Agus menyebut Jateng siap untuk menyuplai daerah lain jika dalam menghadapi libur Natal dan tahun baru ini mengalami kekurangan pangan.

Pihaknya juga telah mengantisipasi jika pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan saat harga komoditas pangan stabil.

"Biasanya dengan harga yang diharapkan stabil, kualitas justru turun karena dimanfaatkan pihak yang mencari keuntungan yang terlampau besar. Kecuali kedelai karena kedelai kita defisit sampai 200 ribu ton," ujarnya.
Baca juga: Pangan lokal perlu dukungan kebijakan kemudahan distribusi

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019