Bhubaneswar, India (ANTARA News) - Pihak berwenang memberlakukan larangan keluar rumah di beberapa kota di India timur, Rabu setelah serangan-serangan baru oleh warga Hindu terhadap warga Kristen dalam bentrokan menyangkut perpindahan agama yang meluas, kata para pejabat.Massa Hindu membakar rumah-rumah di dua desa yang banyak dihuni warga Kristen, di distrik Kandhamal, negara bagian Orissa, Selasa, menewaskan seorang. Satu gereja juga dibakar."Kami sekarang memberlakukan larangan ke luar rumah siang dan malam di paling tidak sembilan kota," kata inspektur polisi S.Praveen Kumar kepada Reuters. Sepuluh orang ditahan.Kerusuhan itu terjadi setelah serangkaian serangan terhadap warga Kristen di tiga negara bagian yang menewaskan paling tidak 34 orang dan merusak lusinan gereja bulan lalu. Pihak Kristen membalas dengan aksi kekerasan di Orissa.Lebih dari 3.700 polisi federal dikerahkan di Orissa, lokasi kerusuhan, walaupun kelompok-kelompok Kristen dan media lokal menuduh polisi dan pihak pejabat negara bagian itu menutup mata terhadap beberapa serangan. Di Orissa, ribuan warga Kristen kini tinggal di kamp-kamp pemerintah karena rumah mereka hancur atau mereka takut untuk pulang. The Hindu, sebuah suratkabar nasional yang berpengaruh, melaporkan Rabu bahwa banyak warga Kristen hanya diizinkan pulang ke desa-desa mereka jika mereka kembali memeluk agam Hindu. Suratkabar yang sama pekan ini memberitakan secara terinci serangan-serangan itu, sebagian besar terhadap warga Kristen, yang termasuk laporan-laporan bahwa seorang biarawati muda diperkosa Agustus dan seorang pendeta yang berusaha menghentikan serangan itu dipukul dan disiram dengan minyak tanah.. Para korban serangan-serangan itu mengatakan kelompok-kelompok politik nasionalis Hindu seperti Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) yang berhaluan keras dan Sangh Parivar terlibat. Kelompok-kelompok nasionalis Hindu membantah tuduhan ini. Paus Benedict mengecam serangan-serangan itu. Perdana Menteri Manmohan Singh yang berulangkali ditanya tentang aksi kekerasan itu ketika mengunjungi Prancis, menyebut serangan-serangan itu satu hal "yang memalukan" dan meminta pemerintah negara bagian Orissa, yang dikuasai koalisi nasionalis Hindu menegakkan hukum dan ketertiban. Bentrokan itu dipicu oleh masalah perpindahan agama di wilayah suku miskin di Orissa, tempat banyak kelompok pekabar injil Kristen. Warga Hindu menentang usaha pekabar injil Kristen untuk mengubah agama warga Hindu kasta rendah menjadi Kristen. Bentrokan antar agama juga dilaporkan terjadi di negara-negara bagian Madhya Pradesh dan Karnataka, yang keduanya dipimpin pemerintah nasionalis Hindu. Bentrokan itu pertama meletus di Orissa, Agustus setelah pembunuhan seorang pemimpin Hindu yang punya hubungan dengan kelompok oposisi Partai Bharatiya Janata yang nasionalis Hindu. Polisi menduga pemberontak Maois tetapi banyak warga Hindu di wilayah itu menyalahkan kelompok Kristen.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008