Jakarta (ANTARA News) - Warga ibukota Jakarta dan sekitarnya, Selasa malam menyerbu kawasan Monumen Nasional (Monas) untuk menyemarakkan malam takbiran Idul Fitri 1429 Hijriah.
Warga yang datang dari kawasan pemukiman yang ada di wilayah Jakarta serta dari Bekasi, Bogor, Tangerang itu, mulai memadati kawasan Monas sekitar pukul 19:00 WIB, dengan mengendarai berbagai kendaraan, terutama kendaraan roda dua.
Karena banyaknya kendaraan yang menuju ke Monas, mengakibatkan kemacetan di sepanjang jalan Medan Merdeka Selatan, Medan Merdeka Barat, Timur, serta Medan Merdeka Utara yang mengitari kawasan Monas.
Seperti pada Lebaran tahun sebelumnya, suasana menjadi semakin meriah karena selain gema Takbir yang dilantunkan oleh warga yang melakukan arak-arakan, juga adanya pesta kembang api.
Tidak hanya masyarakat yang berarak-arakan, suasana malam takbiran di kawasan Monas juga diramaikan oleh banyaknya pedagang berbagai macam makanan dan minuman dengan menggunakan gerobak keliling.
"Lumayan mas pendapatan saya kalau jualan saat malam takbiran. Kalau di hari biasa paling-paling dapat keuntungan Rp50.000,-, pada malam takbiran hasilnya jauh dari itu, bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp150.000," kata Ahmad pedagang minuman dan rokok keliling.
Senada dengan Ahmad, Sukirno pedagang buah juga mengaku rezekinya melimpah, karena dagangannya laris terjual.
"Saya sudah mengantongi untung Rp100.000. Dagangan saya cepat laku, tidak perlu keliling jauh-jauh dagangan sudah hampir habis," kata pemuda asal Jakarta Timur itu.
Meski di Jakarta sebagai pendatang, Sukirno tidak pernah pulang mudik ke kampung halamannya di Subang saat malam takbiran, tetapi lebih memilih pulang kampung pada lebaran, karena selain untuk menghindari padatnya arus mudik, juga masih ingin mengais rezeki di malam takbiran.
Pusat-pusat perbelanjaan, terutama yang menjual makanan dipadati oleh warga masyarakat yang ingin merayakan malam Lebaran.
Di kawasan jalan Sabang atau yang lebih dikenal dengan pusat jajanan, ramai dikunjungi warga yang merayakan malam takbiran. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008