Semarang (ANTARA News) - Para pemudik, Selasa malam, memadati kawasan Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, untuk sekedar menikmati aneka makanan yang dijajakan penjual di jantung kota itu.Pemudik yang sebagian besar datang dari Jakarta, Cirebon, Banten, Bandung, Surabaya, dan Bogor itu mengaku rindu dengan berbagai jajanan khas di Simpang Lima, wartawan ANTARA melaporkan."Saya pasti mampir jajan nasi gudeg di Simpanglima setiap pulang mudik ke Semarang," kata Anto Prasetiono (41), pegawai swasta di Jakarta. Ia mengaku sulit menemukan nasi gudeg dengan cita rasa khas di Jakarta sehingga setiap mudik Lebaran bersama keluarga ia pasti mempir ke Simpang Lima Semarang. Selain mempunyai cita rasa enak, katanya, harga nasi gudeg di Simpanglima tergolong murah karena satu piring harganya hanya berkisar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu tergantung lauk yang diminta. Hengky Suratman (37) asal Bogor mengaku setiap mudik ke Semarang selalu menyempatkan mampir ke Simpanglima untu tujuan yang sama. "Simpanglima Semarang kawasannya enak, kepingin jajanan apa saja kita tinggal memilih warung, harganya juga termasuk murah. Bahkan usai makan bisa menikmati keramaian Simpanglima Semarang," katanya. Para pemilik warung di kawasan Simpanglima Semarang mengaku omzet penjualan tiga hari menjelang Hari Raya Idulfitri 1429 H naik signifikan sehingga diprediksikan bisa meraup kuntungan yang cukup besar. Menurut Nyonya Sarjuni (46), penjual nasi gudeg di Simpanglima Semarang, pembeli yang makan di warungnya menjelang Lebaran 2008 kebanyakan dari luar Kota Semarang, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Banten, dan Surabaya. "Mereka biasanya jajan berombongan dengan jumlah antara tujuh orang hingga delapan orang. Mereka biasanya jajan lontong gudeg, karena di daerahnya sulit mendapatkan lontong gudeg," katanya. Penjual makanan di kawasan Simpanglima Semarang mengaku akan "mremo" selama Lebaran 2008 karena Lebaran merupakan kesempatan untuk meraup keuntungan. Meskipun mremo, mereka mengaku tidak menaikkan harga seenaknya. "Kita memang menaikkan harga tetapi nggak terlalu tinggi karena hampir semua bahan baku untuk berjualan juga naik. Paling banter kita hanya menaikkan harga Rp1.000 hingga Rp2.000 per piring," katanya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008