London, (ANTARA News) - Harga minyak naik Selasa karena aksi beli terhadap minyak yang sudah murah harganya setelah sehari sebelumnya turun hingga 10 persen ketika DPR AS menolak paket rencana penyelamatan perbankan AS bernilai multi miliar dollar AS, kata para pedagang. Kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman November naik 1,18 dollar AS menjadi 97,51 dollar per barrel pada perdagangan elektronik, demikian diwartakan AFP. Minyak mentah Brent North Sea London untuk pengiriman November naik 1,37 dollar menjadi 95,39 dollar per barrel. Pada hari Senin harga minyak terjungkal, dipicu oleh kekhawatiran akan terjadinya guncangan ekonomi lanjutan di AS, negara ekonomi terbesar di dunia, yang bisa menekan permintaan dunia secara signifikan, kata para pedagang. "Itu salah satu alasan mengapa harga minyak jatuh dalam pada malam sebelumnya. Kita akan melihat tekanan jual lanjutan terhadap komoditas," kata Jan Lambregts, ketua riset regional pada Rabobank Global Financial Markets. Harga minyak naik sejalan dengan bursa tertentu di dunia, yang juga mengalami penurunan tajam setelah penolakan program penyelamatan tersebut. Pada hari Senin harga minyak mentah turun lebih dari 10 persen setelah DPR AS (House of Representatives) menolak program pemerintah senilai 700 miliar dollar AS untuk menyelamatkan sektor finansial AS, menyebabkan pasar bergelimpangan. DPR AS dalam pemungutan suara menolak program pemerintah AS tersebut dengan suara 228 melawan 205. Presiden AS George W. Bush, Menteri Keuangan Henry Paulson dan Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Ben Bernanke mengatakan bahwa paket besar tersebut dibutuhkan segera untuk menghindari kolapsnya ekonomi yang lebih luas. "Retorika Presiden, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral AS Fed jauh dari menenangkan," kata Sherry Cooper dari BMO Capital Markets. "Peringatan atas kehacduran financial bisa memicu kepanikan," tambahnya. Phil Flynn dari Alaron Trading mengatakan kondisi makroekonomi mengarah pada penurunan harga minyak.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008