Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua minta mahasiswa asli Papua yang eksodus pascakasus rasisme, mendaftarkan diri untuk dipulangkan kembali ke daerah tempat mereka kuliah.
Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi di Distrik Wadangku, Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan generasi bangsa harus terus melanjutkan pendidikan.
"Gubernur sudah mengeluarkan instruksi, berikan tugas kepada Pa Matius Murib dan Aleksander Mauri untuk mendata semua mahasiswa asli Papua yang hendak kembali ke kota studi masing-masing," katanya.
Baca juga: Pemprov Papua siap fasilitasi pemulangan mahasiswa eksodus
Karena Aleksander Mauri berdomisili di Kabupaten Jayawijaya, Wabup memastikan mahasiswa eksodus bisa pergi dan mendaftar di kediaman Aleksander yang tidak jauh dari RSUD Wamena.
"Kami harap mahasiswa ada yang mau pulang kembali, segera melapor ke Pa Aleks untuk didata," katanya.
Pemerintah Jayawijaya tidak memiliki data jumlah mahasiswa Jayawijaya yang eksodus.
"Belum ada data karena mereka datang juga tidak melapor. Nanti pada saat mau pulang baru kita tahu ada adik-adik ini," katanya.
Tidak ada batas waktu yang diberikan bagi mahasiswa untuk mendaftar agar difasilitasi ke daerah mereka kuliah.
"Tidak ada durasi sampaikan kapan mereka mendaftar, tetapi dibuka seluas-luasnya untuk adik-adik kita yang mau kembali. Itu difasilitasi secara penuh oleh pemerintah provinsi," katanya.
Baca juga: Gubernur Papua ancam hentikan pemberian beasiswa mahasiswa eksodus
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019