Inflasi tersebut memberi indikasi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di bawah tekanan
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, melemah usai pengumuman data inflasi November 2019.
Rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 di level Rp14.125 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.108 per dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan, sentimen domestik yang memengaruhi nilai tukar yaitu inflasi November 2019 sebesar 0,14 persen secara bulanan (mom), lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yaitu 0,2 persen (mom).
"Inflasi tersebut memberi indikasi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di bawah tekanan, apalagi data penjualan ritel yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia ikut mengonfirmasi lemahnya konsumsi masyarakat," ujar Ibrahim.
Baca juga: Rupiah akhir pekan loyo, capai di atas Rp14.100 dipicu sentimen global
Bank Indonesia hari ini juga melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), namun mata uang garuda tidak serta merta kembali menguat.
"Pasar kembali fokus terhadap data eksternal yang kurang menguntungkan sehingga wajar kalau rupiah hari ini kembali melemah," kata Ibrahim.
Baca juga: Rupiah tengah pekan masih terkoreksi
Dari eksternal, pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan China masih menjadi fokus pelaku pasar.
Rupiah pada pagi hari, dibuka melemah Rp14.120 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.132 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.122 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.102 per dolar AS.
Baca juga: Awal pekan, rupiah terkoreksi jelang rilis data inflasi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019