Jakarta (ANTARA) - Operator seluler menilai saat ini kebutuhan jaringan telekomunikasi seluler generasi kelima (5th Generation atau 5G) di Indonesia saat ini masih berada di sektor antar-bisnis (business to business).

"5G untuk pasar business to business," kata Chief Sales and Distribution Officer Indosat Ooredoo, Hendry Mulya Syam, saat diskusi Seluler Telco Outlook 2020 di Jakarta, Senin.

Menurut Hendry, setiap generasi jaringan akan bermanfaat untuk sektor industri yang berbeda, 3G misalnya menguntungkan perusahaan over-the-top, sementara 4G antara lain bermanfaat untuk gim.

Tantangan 5G menurut Indosat Ooredoo terletak pada pemanfataan jaringan generasi terbaru tersebut. Selain itu, Hendry juga mengkhawatirkan mengenai investasi yang harus digelontorkan untuk 5G sementara operator seluler belum mendapatkan return dari 4G.

Sementara itu, Direktur XL Axiata, Yessie D. Yosetya, berpendapat penggunaan 5G mungkin akan menimbulkan pemanfaatan-pemanfaatan baru ketika jaringan tersebut sudah diadopsi di Indonesia.

XL mengetahui saat ini ada pasar yang "niche" membutuhkan bandwidth tinggi sehingga segmen pasar tersebut akan terjawab dengan jaringan 5G.

"5G bisa jadi solusi untuk (konsumen) yang butuh bandwidth tinggi," kata Yossie.

XL juga melihat ada peluang di segmen home broadband, sambungan internet melalui kabel, untuk jaringan 5G.

Baca juga: Kominfo cari keseimbangan harga untuk spektrum 5G

Baca juga: Teknologi 5G dorong Indonesia jadi kekuatan ekonomi terbesar 2030

Baca juga: Jaringan 5G diprediksi masuk Indonesia 2022

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019