Manokwari (ANTARA) - Kehadiran Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) di Provinsi Papua Barat diselaraskan dengan program pembangunan berkelanjutan di provinsi tersebut.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Papua Barat, Charlie Heatubun di Manokwari, Senin menyebutkan dalam skema pembangunan berkelanjutan Papua Barat industri kreatif menjadi salah satu sektor yang disasar.

"Perda (peraturan daerah) tentang pembangunan berkelanjutan sudah ada. Sekarang kami sedang menyusun peta jalan instasi hijau dan salah satu kegiatan yang didorong dalam invetasi hijau itu adalah pengembangan industri kreatif," kata Charlie.

Ia optimistis, kehadiran Dekranasda Papua Barat akan mendorong serta meningkatkan kualitas produk industri kreatif terutama pada bidang kriya. Kerajinan khas Papua akan meningkat dari sisi kuantitas hingga kualitasnya.

"Dekranasda akan menjadi penghimpun seluruh pemangku kepentingan, termasuk para pengrajin di daerah. Tak hanya itu, didalamnya pengrajin pun akan dibina dari proses produksi hingga pemasaran," kata dia lagi.

Menurutnya, Dekranasda akan menjadi ujung tombak dalam pengembangan industri kreatif serta pemberdayaan masyarakat asli Papua sebagai pengrajin.

"Kami pun sedang berfikir agar Dekranasda masuk dalam skema investasi jingle dalam pembangunan berkelanjutan Provinsi Papua Barat," sebut Charlie.

Dia mengutarakan, produk kerajian Papua lekat dengan etnik atau budaya masyarakat Papua. Hal ini dinilai sebagai daya tarik yang dapat merebut peluang pasar.

"Dan sudah terbukti, beberapa kerajian kita selama ini ternyata sudah tembus di pasar Asia dan Eropa. Tinggal dibina dan dikembangkan, supaya yang lain juga menyusul," ujarnya.

Charlie tidak khawatir, perkembangan dan peningkatan produksi kerajinan di daerah tersebut dapat mengancam kerusakan lingkungan. Sebaliknya, ia meyakini pengembangan industri kreatif akan menciptakan keselarasan antara pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

"Memang sebagian besar kerajian masyarakat memanfaatkan bahan baku dari alam. Tapi tidak akan ada eksploitasi berlebihan, masyarakat justru akan lebih arif dalam menjaga alam," katanya.

Pewarta: Toyiban
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019