karangan khas itu akan lebih menarik jika bisa mengangkat sisi-sisi humanistik,
Denpasar (ANTARA) - Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali menargetkan tahun 2020 menjadi tahun menulis, selain tetap menjalankan tugas mengawal laporan masyarakat agar bisa mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya dari badan-badan publik di Pulau Dewata.
"Memang perlu kecerdasan untuk mengelola bahan-bahan yang kami miliki untuk dituangkan dalam tulisan yang bisa dikonsumsi publik," kata Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali Umar Ibnu Akhatab di sela-sela pelatihan penulisan artikel atau karangan khas bekerja sama dengan LKBN Antara Biro Bali, di Denpasar, Senin.
Menurut Umar, selama ini pihaknya banyak menerima laporan publik yang sebenarnya menarik untuk ditulis. "Oleh karena itu, kami butuh pengetahuan praktis untuk menulisnya," ucap pria jebolan Universitas Gadjah Mada itu.
Jika ditulis dan dipublikasikan, lanjut Umar, tentu akan memberikan informasi dan pemahaman yang penting bagi masyarakat dalam melihat masalah-masalah yang ada.
Baca juga: Ombudsman Bali temukan intervensi politik dalam PPDB 2019
Baca juga: Ombudsman "jemput bola" persoalan PPDB SMA di Bali
"Lewat pelatihan ini, sekaligus untuk merangsang minat menulis bagi kalangan insan Ombudsman Bali, dan jika berminat tentu mereka akan menulis banyak hal untuk mencerahkan publik. Khususnya lagi menyangkut pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat dari pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Masuki M Astro, Redaktur Karangan Khas/Features dari LKBN Antara sebagai pemateri pelatihan memaparkan sejumlah konsep, kiat-kiat dan tips dalam menulis karangan khas atau "features".
"Karangan khas itu akan lebih menarik jika bisa mengangkat sisi-sisi humanistik," ujarnya didampingi Kepala LKBN Antara Biro Bali Edy M Ya'kub.
Hal ini tentu berbeda dengan penyajian berita lempang atau "hard news" yang dominan hanya memaparkan fakta-fakta maupun maupun menyajikan kutipan pernyataan dari narasumber.
Baca juga: Ombudsman Bali sarankan standarisasi wisata murah
Masuki yang lewat karya-karyanya pernah meraih anugerah jurnalistik Adinegoro itu berpandangan jika lembaga-lembaga pemerintah memiliki keterampilan jurnalistik, tentunya persebaran informasi yang disampaikan juga akan lebih meluas.
"Cukup menarik juga misalnya ada instansi tertentu yang sudah ditangani Ombudsman, namun tetap membandel, dan itu dijadikan bahan tulisan," ucapnya yang dipercaya sebagai redaktur di LKBN Antara Biro Jawa Timur itu.
Dalam kesempatan tersebut, Masuki pun berbagi pengalaman ketika sempat bertugas di Bali selama dua tahun. Dari pergelutannya dengan masyarakat di Pulau Dewata, dia menyaksikan betapa toleransi kehidupan beragama di Bali terjalin sangat baik. Hal itu pula yang menginspirasinya untuk membuat sejumlah tulisan yang berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi di bidang jurnalistik.
Insan Ombudsman Bali nampak begitu antusias mengikuti pelatihan dengan melontarkan sejumlah pertanyaan kepada pemateri dan ada juga yang meminta kiat-kiat bagaimana menulis rilis media yang baik, di samping untuk mengisi rubrik internal Ombudsman.
Baca juga: ORI Bali harapkan pemerintah kaji tarif STNK
Baca juga: Ombudsman RI apresiasi kebijakan "eco friendly" Gubernur Bali
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019