Riyadh (ANTARA) - Otoritas Arab Saudi membebaskan 11 warga yang ditahan untuk diinterogasi terkait dugaan adanya hubungan dengan lembaga asing, kata seorang pejabat Arab Saudi kepada Reuters.
Mereka ditahan selama beberapa hari bulan lalu.
Gelombang baru penahanan muncul saat kerajaan Saudi menjadi presiden Kelompok 20 negara di tengah kecaman Barat atas catatan HAM menyusul pembunuhan wartawan ternama Jamal Khashoggi pada Oktober lalu oleh agen Saudi.
Para tahanan itu diinterogasi terkait dugaan penerimaan dana asing dan kerja sama dengan sejumlah organisasi musuh, kata pejabat itu kepada Reuters tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut atau pun bukti.
Tidak ada yang terindikasi namun kasus tersebut masih terbuka dan dakwaan masih dapat dijatuhkan, tambah pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Alasannya masih belum jelas sebab orang-orang tersebut tidak dianggap pegiat garis depan, meski beberapa di antaranya pernah menulis tentang perlawanan Arab Spring 2011.
Sejumlah sumber, termasuk kelompok HAM Saudi ALQST yang berbasis di London, pekan lalu melaporkan bahwa sekitar 10 orang, kebanyakan penulis dan intelektual, dijemput dari rumah mereka oleh polisi berpakaian preman. Pada minggu, sumber tersebut belum mengkonfirmasi pembebasan semuanya.
Para pegiat mengecam penahanan tersebut sebagai gelombang terbaru dalam penindasan perbedaan pendapat yang berlangsung sejak September 2017, dengan penangkapan ulama Islam terkemuka, yang beberapa di antaranya kini menghadapi hukuman mati.
Sumber: Reuters
Baca juga: Saudi Arabia tahan 176 pemrotes
Baca juga: Arab Saudi bebaskan 1.000 lebih narapidana selama Ramadhan
Baca juga: Ketua HAM UE desak diberikannya keadilan buat Khashoggi
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019