Makassar, (ANTARA News) - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menetapkan 1 Syawal pada tanggal 30 September 2008. Para anggota HTI akan melaksanakan Salat Idul Fitri pada hari Selasa. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I HTI Sulsel, Shabran, mengatakan hal tersebut di Sekretariatnya, di Makassar, Senin. Dia menjelaskan, metode yang mereka gunakan adalah hisab (perhitungan matematika astronomi) dan rukyah (pandangan mata). Dari hisab yang mereka lakukan, posisi bulan saat ini sudah akan mendekati posisi 0 (nol) derajat pada poros bumi-matahari. Pihaknya memperkirakan, posisi nol derajat akan terjadi pada hari Senin (29/9), pukul 15.00 WIB. Fenomena hilal Syawal pada tahun 2008 ini sama dengan tahun 2007 lalu. "Resminya, Hizbut Tahrir akan umumkan pada hari Senin, pukul 16.00 wita atau pukul sebelas malam waktu Madinah, melalui radio internasional Hizbut Tahrir," ujarnya. Untuk metode rukyah, mereka mempercayakan anggota Hizbut Tahrir di seluruh dunia untuk mengamati. Kemungkinan besar, kata Shabran, yang pertama kali melihat hilal dengan mata telanjang adalah masyarakat di wilayah negara-negara timur tengah. Karena posisi wilayah mereka yang paling memungkinkan melihan bulan pertama kali. Mengenai adanya perbedaan penentuan hilal di Indonesia, Shabran mengatakan, tidak akan menjadi masalah. Pihaknya akan tetap menghormati pendapat kaum muslimin lain, jika berbeda dengan penentuan yang dilakukan Hizbut Tahrir.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008