Denpasar, (ANTARA News) - Seniman serba bisa, I Wayan Kanolan (84), meninggal dunia dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar. "Seniman `pengawit` dengan segudang prestasi dan penghargaan menghembuskan nafas terakhir Sabtu malam, (27/9)" Ni Ketut Suryatini SS.Kar. MSn salah seorang dari enam bersaudara putri almarhum di Denpasar Senin. Ia mengatakan, upacara "mekingsan di geni" akan dilakanakan di Setra Badung pada hari Kamis (2/10) dan upacara pengabenan menunggu hari baik. Almarhum yang kelahiran Banjar Kayumas Kaja, jantung Kota Denpasar, semasa hidupnya dikenal sebagai seniman serba bisa dalam bidang tabuh dan tari Bali dan keahliannya itu dengan senang hati ditularkan kepada sekaa-sekaa kesenian di pelosok pedesaan di Bali. Seniman yang sukses mengadakan lawatan ke sejumlah negara di belahan dunia itu juga menularkan keahliannya kepada mahasiswa mancanegara yang secara khusus datang ke Bali untuk mempelajari tabuh dan tari Bali. "Mahasiswa asing yang pernah diajar almarhum jumlahnya belasan orang hingga mampu menguasasi tabuh dan tari Bali dengan sempurna," ujar Suryatini yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Almarhum semasa hidupnya yang akrab dipanggil Pan Weca itu tergabung dalam tim kesenian Bali pernah mengadakan lawatan ke Amerika Serikat (1995), Belanda (1996), Australia (1997) dan Jepang (2000). Suami dari Ni Ketut Ririt (76) itu pernah mendapat anugrah seni Dharma Kusuma, penghargaan tertinggi dalam bidang seni dari Pemerintah Propinsi Bali dan penghargaan seni Adi Karya tingkat nasional yang diterimanya 6 September 2008. Selain itu juga meraih puluhan penghargaan dari tingkat kota, propinsi maupun nasional, disamping penghargaan saat pentas ke luar negeri, ujar Suryatini.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008