Penyanyi 52 tahun itu tampil diiringi musik megah dari Farabi Big Band, big band jazz beranggotakan musisi muda, di panggung yang berlokasi di tepi bendungan Jatiluhur.
"Selamat Tinggal Mimpi" mengawali penampilan Ita yang mengenakan busana serba hitam berkilauan, memperdengarkan suara yang masih bertenaga seperti bertahun-tahun lalu.
"Selamat datang di International Jatiluhur Jazz Festival! Walaupun ini unsur rock-nya banyak tapi enggak apa-apa dong?" tanya Ita, dijawab dengan suara riuh penonton.
Ratusan orang semakin bersemangat ketika istri musisi Dwiki Dharmawan itu duduk di hadapan keyboard, memainkan intro salah satu lagunya yang paling terkenal, "Cintaku Padamu".
Baca juga: Via Vallen akan tampil di Jatiluhur Jazz Festival hari kedua
Baca juga: Marcell Siahaan "ngabodor" di Jatiluhur Jazz Festival 2019
Melihat antusiasme penonton yang tanpa aba-aba ikut bernyanyi, Ita beranjak dan duduk di tepi panggung, membiarkan orang-orang ikut mendendangkan lagu rilisan 1992 karya Younky Soewarno dan Maryati.
Penampilan Ita Purnamasari dilanjutkan oleh grup 57kustik yang merupakan murid-murid Harry Roesli.
Mereka membawakan lagu-lagu populer dari masa ke masa seperti "Anak Sekolah" dari Chrisye dan "Panah Asmara" milik solois Afgan hingga lagu-lagu daerah Nusantara.
Baca juga: Ermy Kullit dan Mus Mujiono awali Jatiluhur Jazz dengan nostalgia
Baca juga: Syaharani "joget tipis-tipis" di tepi bendungan Jatiluhur Jazz 2019
International Jatiluhur Jazz Festival 2019 diramaikan oleh sejumlah musikus lokal dan internasional yang bermain di panggung berlatar Waduk Jatiluhur dan pegunungan.
Selain Ita, International Jatiluhur Jazz Festival hari kedua menampilkan musisi lintas genre dan generasi seperti band Krakatau yang beranggotakan Trie Utami, Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, Pra Budi Dharma, Gilang Ramadhan dan Donny Suhendra.
Juga ada Indro Hardjodikoro dan Kayla, Moccondos 40, Saratuspersen Band, serta Uban Project dari Purwakarta dan pedangdut Via Vallen.
Pagelaran musik internasional pertama di Waduk Jatiluhur itu digelar Perusahaan Umum Jasa Tirta II dan didukung Kementerian Badan Usaha Milik Negara serta Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
International Jatiluhur Jazz Festival diharapkan bisa meningkatkan daya tarik waduk terbesar Indonesia itu sebagai tempat wisata lewat musik.
Festival jazz ini diadakan di kawasan Pelabuhan Biru dengan suasana alam di tepi bendungan dengan latar belakang pemandangan indah, juga ikon Waduk Jatiluhur, Morning Glory, menara pelimpah air termegah di dunia.
Baca juga: UMKM Mitra Binaan BUMN hadir di Jatiluhur Jazz Festival 2019
Baca juga: Dwiki Dharmawan persembahkan lagu baru untuk Jatiluhur
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019